![]() |
Replika fosil Gajah Purba Blora yang dipamerkan di Museum Geologi Bandung. Replika yang sama juga akan dipamerkan di Gedung Sasana Bakti Blora. (rs-infoblora) |
BLORA. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora
melalui Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan
Informatika (DPPKKI) Blora positif bakal memajang dan memamerkan replika fosil gajah purba di
gedung Sasana Bakti. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala DPPKKI
Blora, H. Slamet Pamuji, SH. M.Hum.
‘’Kami pastikan replika fosil gajah
purba itu nanti dipajang di gedung kompleks Sasana Bakti,’’ kata Slamet
Pamuji, di ruang kerjanya, Rabu (28/05) kemarin.
Pamajangan
replika fosil gajah purba di kompleks gedung Sasana Bakti tersebut,
menurut dia, bakal menjadi identitas dan kebanggaan tersendiri bagi
warga masyarakat Blora. Selain itu juga menarik perhatian warga untuk
datang melihatnya. Selain itu juga sebagai media pengkajian ilmu
purbakala di Blora.
Untuk
mengalokasikan pemajangan fosil gajah purba tersebut, hingga kini pihak
Pemkab Blora melalui DPPKKI sedang berbenah guna menyiapkan piranti
serta anggaran untuk keperluan tersebut. Sebab, menurut dia, butuh
tenaga khusus untuk melakukan perawatan pada replika fosil gajah purba
itu.
“Kami yakin, replika
fosil gajah purba ini akan menjadi kebanggaan sekaligus tontonan warga
masyarakat, maka dari itu kita butuh tenaga yang tidak hanya merawat,
tetapi juga menjaga serta memberikan penjelasan tentang fosil,” ujarnya.
Disamping
itu, kata dia, gedung Sasana Bakti merupakan tempat yang representatif
untuk melakukan pertemuan umum atau acara yang bersifat keluarga,
sehingga tidak akan sepi pengunjung.
Rencana akan dipajangnya replika
fosil gajah purba di kompleks gedung Sasana Bakti Blora mendapat
dukungan dan tanggapan positif sejumlah kalangan pelajar dan warga
Blora. Mereka berharap pemajangan hasil ekskavasi (penggalian) di tahun
2009 di Dusun Sunggun, Desa Mendalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten
Blora segera terealisasi.
Ulfa Kartika Handayani, siswi kelas XI
SMKN 1 Blora, mengatakan jika pemajangan replika fosil gajah purba
itu segera terealisasi maka akan menambah wacana baru bagi kalangan
pelajar se usianya.
“Ya
tentu akan menambah wacana baru, dan itu akan sangat menghebohkan. Sebab
fosil itu ditemukan di Blora. Satu hal lagi akan menjadi sumber
inspirasi dan ilmu bagi karya multimedia, kami sangat mendukungnya,”
kata Ulfa didampingi sejumlah temannya.
Masih
menurut siswi jurusan multi media SMKN 1 Blora itu, dengan dipajangnya
replika fosil gajah purba membuktikan bahwa di Blora pernah hidup dan
ada komunitas binatang gajah.
Hal
sebada juga diungkapkan oleh Rahma, salah soerang siswi SMPN 1 Blora.
Dia mengaku senang mendengar hasil temuan fosil gajah yang akan dipajang
replikanya di Blora. “Wah
bakal seru, bisa menjadi sumber karya ilmiah. Ini juga kebanggaan
tersendiri bagi Blora, dan gak usah jauh-jauh pergi ke Bandung,”
katanya.
Sementara itu Dwi
Setyaningsih, SP salah seorang warga Jepangrejo, Kecamatan Blora juga
berharap pemajangan replika gajah purba segera bisa direalisasikan.
Menurutnya, dengan ditemukannya fosil gajah purba tersebut bisa menjadi
acuhan dalam mengkaji tanaman yang berkaitan dengan pertanian. Sebab,
komunitas binatang seperti gajah bisa bertahan hidup, salah satunya
bergantung dari tumbuhan yang ada di sekitarnya.
“Itu
jelas spektakuler, banyak pemahaman geologi yang bisa didapatkan dari
replika fosil gajah purba, terutama bagi saya, bisa dikaji berkaitan
dengan hal-hal tanaman pertanian, maka saya sangat mendukung,” kata Dwi
Setyanigsih yang juga salah seorang PPL Pertanian.
Kepala Bidang
Kebudayaan, Suntoyo S.Kar, menjelaskan bahwa dari hasil kajian tim
museum geologi Bandung, selain spektakuler, pada umumnya, gajah Blora
hampir sama dengan gajah di Indonesia. Namun, gajah yang sudah berusia
250.000 tahun yang lalu ini lebih tinggi empat hingga lima meter.
Sementara berat gajah Blora ini diperkirakan sekitar 6 sampai 8
ton.
“Saat
ini replikanya masih berada di museum geologi Bandung, sebab pihak
kami masih berbenah. Meski demikian replika tersebut sudah diserahkan
oleh museum geologi Banndung kepada Pemkab Blora,” ujarnya.
Dikatakan
oleh Yoyok, museum geologi Bandung membuat dua replika fosil gajah
Blora, yang satu di simpan di museum dan yang satunya diserahkan kepada
pemkab Blora.
Sebagaimana
diwartakan, belum lama ini museum Geologi Bandung meluncurkan penghuni
baru yakni Fosil Gajah Purba Blora dengan nama ilmiah Elephas Hysudrindicus. Fosil yang ditemukan
di Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora pada bulan
Maret 2009 itu dipajang di aula utama museum. Peluncuran fosil gajah
yang diperkirakan berusia 200.000 hingga 800.000 tahun itu dilakukan
dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-85 Museum Geologi.
Selanjutnya,
bersamaan dengan peluncuran tersebut, pihak Museum Geologi menyerahkan
replika fosil gajah purba ke Pemkab Blora. Replika tersebut diterima
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan
Informatika (DPPKKI) Blora Slamet Pamuji dan dibawa ke Blora.
“Tentu
ada kebanggaan tersendiri, manakala fosil yang ditemukan di Blora
dipajang di museum bertaraf internasional seperti Museum Geologi
Bandung. Lebih membanggakan lagi fosil itu dipajang di ruang utama,”
tandasnya.
Diketahui, Tim
peneliti yang terdiri dari Fachroel Aziz, Iwan Kurniawan, Dadang dan
Gert Dirk van den Bergh menemukan fosil gajah purba yang diperkirakan
berusia sekitar 200.000 hingga 800.000 tahun tersebut.
Temuan
Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung ini merupakan penemuan fosil
gajah purba terlengkap selama 100 tahun terakhir dan fosilnya pun
relatif utuh. Badan Geologi
bersama Pemerintah Kabupaten Blora dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
sepakat menyatakan temuan ini sebagai asset nasional milik bangsa
Indonesia. (rs-infoblora | DPPKKI Blora)
0 komentar:
Posting Komentar