Home » , » Purwanto, Sosok Perajin Akar Jati Blora Tembus Pasar Eropa dan Amerika

Purwanto, Sosok Perajin Akar Jati Blora Tembus Pasar Eropa dan Amerika

infoblora.id on 7 Mei 2014 | 05.00

Purwanto, perajin akar jati dari Jepon Blora.
BLORA. Kabupaten Blora dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kayu jati dengan kualitas terbaik di Indonesia. Berbagai produk, seperti mebel, furnitur, dan kerajinan diproduksi di daerah paling timur di Provinsi Jawa Tengah ini. 

Potensi alam melimpah ini pun turut menggugah Purwanto (35) warga Jepon Blora untuk terjun berwirausaha. Namun, tak seperti perajin atau pengusaha pada umumnya, Purwanto justru menyasar akar jati untuk dijadikan beragam produk seni nan antik, seperti patung, mebel, maupun aksesori dan souvenir.

Alasannya, Purwanto mengisahkan, peluang pasarnya lebih menjanjikan lantaran belum banyak yang menggeluti bidang usaha ini. Lebih lagi, bahan baku akar jati pun sangat mudah ditemukan di daerah Blora dan sekitarnya. Maka sejak tahun 2000, ia langsung terjun ke bidang ini.

“Sebenarnya sejak selesai SMA, saya sudah terjun di bidang ini. Sejak itu saya terus ikuti dan belajar dengan tekun, dan akhirnya tahun 2000 saya mulai fokus di sini,” kata Purwanto, kemarin.

Purwanto sedang memahat gembol akar jati yang akan dibuat model patung naga melingkar. (rs-infoblora)
Mahir menjadi seniman pemahat patung tak ia pelajari atau dalami secara khusus pada bangku pendidikan. Sesungguhnya ia pelajari secara alami alias otodidak dari pengalaman bertahun di bidang tersebut. Maka akar-akar jati pahatan yang dia kerjakan pun tanpa menggunakan sket terlebih dahulu.

“Saya malah tidak bisa menggambar atau membuat sketsa. Langsung saja. Biasanya kalau ada akar jati, saya lihat bentuk atau modelnya bisa dijadikan apa. Apakah patung manusia, hewan atau malah mebel (meja, kursi). Jadi langsung pahat saja sesuai keinginan atau bisa juga sesuai pesanan,” ungkap pria kelahiran Blora, 3 Oktober 1979 ini.

Namun terkadang, butuh waktu cukup lama untuk bisa menemukan inspirasi sket yang cocok pada sebuah akar jati. Apalagi jika ia hendak melakukan inovasi atau mengaplikasikan sebuah seni temuan barunya. “Kadang bisa butuh waktu satu malam, satu minggu, atau bahkan hingga satu bulan baru bisa menemukan sebuah ide yang pas,” bebernya.

Memang tak sembarang orang bisa berkreasi menghasilkan produk-produk antik tersebut. Butuh keahlian khusus serta naluri seni tinggi untuk bisa berkreasi di bidang industri ini. Jauh berbeda memang jika sekadar dibandingkan dengan memproduksi mebel atau furnitur dari batang kayu (bukan akar).

“Memproduksi mebel dari batang kayu, bentuknya bisa dibuat sama. Tapi kalau dari akar, tidak ada produk yang bisa kami produksi dengan bentuk yang sama. Soalnya bentuk akar kan berbeda-beda. Dan yang kami tonjolkan dari produk kami adalah bentuknya yang natural, keaslian dari akar tersebut,” terang Purwanto.

Beberapa contoh bahan setengah jadi yang diolah dari akar jati dengan bentuk meja. (rs-infoblora)
Adapun akar jati yang digunakan pun tak sembarang bisa diambil. Dengan alasan kelestarian hutan serta keberlangsungan hidup pohon jati, maka akar jati baru bisa digali sekira berusia 2-5 tahun setelah ditebang. “Intinya bisa digali kalau sudah ditanami pengganti yang baru, jadi terkadang bisa kami tunggu sampai 5 tahun baru bisa digali.”

Kini, melalui usahanya yang dinamakan “Antiq” Purwanto dan sekitar 7 tenaga kerjanya telah memproduksi ribuan produk khas akar jati yang unik dan antik. Produk-produknya tersebut ia pasarkan mulai Rp 100 ribu hingga Rp 100 juta.

“Harga, dilihat dari ukuran produk juga tingkat kesulitannya. Biasanya yang murah jika produknya kecil, simple dan sederhana, sementara jika semakin besar ukuran sebuah produk dengan tingkat kesulitannya juga semakin tinggi, maka akan semakin mahal,” terang dia.

Adapun produk-produknya tersebut telah ia pasarkan ke berbagai daerah. Tidak hanya pasar dalam negeri, pasar internasional justru menjadi bidikan utamanya yang menyerap sekitar 60-70 persen hasil produksinya.

“Kami sudah pasarkan ke berbagai negara di Asia, seperti ke Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong; Australia; negara-negara di Eropa; dan Amerika,” jelas ayah dua putra ini.

Meski hanya sekitar 30 persen dipasarkan di dalam negeri, tapi pasar Indonesia dinilainya sangat potensial. Ini terbukti dengan beberapa kali mengkuti pameran, produknya selalu terjual habis. “Apalagi di Jakarta cukup luar biasa. Kemarin, waktu pameran Inacraft 2014 di JCC, hari ke-3 saya sudah kehabisan barang.”

Patung kayu jati yang dipamerkan di Inacraft 2014
Purwanto boleh berbangga, jika usaha yang ia janlankan sejak 14 tahun lalu itu telah berhasil mengidupi begitu banyak masyarakat di sekitar Blora melalui kelompok usaha “Jati Payung Emas”. Omzet usahanya pun terus meningkat, setidaknya per bulan ia sudah bisa meraup pendapatan sekitar Rp 75 juta hingga Rp 150 juta.

Di sekitar Blora, ada lebih dari 500 pengrajin yang menggeluti usaha seni pemahatan, salah satunya adalah Purwanto dengan bendera usahanya bernama “Antiq”. Atas inisiatif bersama, mereka membentuk sebuah wadah paguyuban perajin akar jati yang diberi nama “Jati Payung Emas”.
 
Di kelompok inilah, berkumpulah lebih dari 1.000 orang dari berbagai latar dan bidang, seperti perajin/pemahat/pelaku usaha kecil, tenaga penggali, tenaga pengemasan, transportasi, dan lainnya. Mereka bermitra, saling bekerja sama untuk memajukan usaha mereka. Demikian diakui Purwanto, melalui kelompok ini pula, usahanya dapat berkembang lebih pesat.

“Semuanya kami saling bekerja sama. Saya butuh bahan baku, ada pemasoknya (penggali akar). Ketika banyak orderan, saya akan panggil banyak orang di kelompok ini untuk berkerja bersama-sama,” jelas Purwanto. Melalui kelompok ini pula, Purwanto mengakui jika mereka bisa mengekspor sekitar 5-7 kontainer setiap bulannya.

“Jadi kelompok Jati Payung Emas ini sangat membantu kami. Lebih dari itu, pengangguran di daerah kami pun semakin berkurang, bahkan hampir tidak ada lagi,” katanya.

Namun demikian, Purwanto bilang, masih ada sejumlah kendala, terutama bagi pengembangan usaha kecil di wilayahnya tersebut. Persoalan beragam, mulai dari permodalan, peralatan, hingga pemasarannya. “Memang sudah ada perhatian dan bantuan dari pemerintah tetapi belum maksimal,” katanya.

Dengan demikian, dia berharap agar pemerintah lebih intens memperhatikan berbagai kebutuhan dan memberikan bantuan untuk pengembangan terhadap pelaku usaha kecil tersebut.

“Mewakili kelompok, kami sangat berharap agar pemerintah bisa membantu permodalan, peralatan pendukung operasi dan pemasaran. Memang kami sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah tetapi ke depannya kami akan terus membutuhkan peralatan ini. Selain itu, bantu kami juga terkait pemasaran, entah melalui pameran dan lainnya,” pungkasnya. (rs-infoblora) 

GALERY JATI "ANTIQ"
(Seni Pahat Patung, Mebel Antik Akar Jati)
Jl. Raya Blora-Cepu No. 75
Jepon-Blora, Jawa Tengah (Sebelah timur BRI Jepon)
HP: 082 137 290 127 dan 081 326 516 057
Email: purwantoantiq@yahoo.co.id dan purwantoantiq@gmail.com

Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved