![]() |
Ilustrasi seorang pemuda melakukan pemeriksaan darah di klinik VCT. (rs-infoblora) |
BLORA. Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora
meminta warga setempat untuk memanfaatkan keberadaan klinik voluntary
counseling test (VCT). Hal itu dikarenakan semakin banyaknya warga yang
ditemukan terinfeksi virus HIV/AIDS. Pernyataan itu disampaikan Kepala
Dinkes Henny Indriyanti melalui Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (P2PLP) Lilik Hernanto.
Di Kabupaten Blora sudah ada dua klinik VCT, yakni di RSUD dr.R.Soetijono Blora dan yang baru diresmikan beberapa waktu lalu di RSUD dr.Suprapto Cepu. ”Kami sudah mendirikan satu lagi klinik VCT di Rumah Sakit Cepu. Jadi,
klinik-klinik VCT yang ada itu agar dimanfaatkan masyarakat,” katanya.
Menurut Lilik, klinik VCT ialah klinik pemeriksaan terhadap pasien yang dilakukan dengan sukarela. Artinya, pasien datang sendiri untuk diperiksa apakah terinfeksi HIV/AIDS atau tidak. ”Justru dari klinik ini, kami menemukan banyak warga yang positif kena HIV/AIDS,” imbuhnya.
Lilik menambahkan, jumlah orang yang terinfeksi penyakit yang belum ada obatnya itu, seperti fenomena gunung es. Yang ketahuan hanya di permukannya saja, padahal sebenarnya jauh lebih banyak. Mencermati penyebaran atau daerah asal warga yang positif HIV/AIDS juga cukup miris, hampir merata di seluruh kecamatan di Blora.
”Memang ada kecamatan di Blora ini, yang warganya tidak ada yang terinfeksi HIV/AIDS. Namun, bukan berarti tidak ada. Hanya saja belum ditemukan,” jelasnya.
Menurut Lilik, klinik VCT ialah klinik pemeriksaan terhadap pasien yang dilakukan dengan sukarela. Artinya, pasien datang sendiri untuk diperiksa apakah terinfeksi HIV/AIDS atau tidak. ”Justru dari klinik ini, kami menemukan banyak warga yang positif kena HIV/AIDS,” imbuhnya.
Lilik menambahkan, jumlah orang yang terinfeksi penyakit yang belum ada obatnya itu, seperti fenomena gunung es. Yang ketahuan hanya di permukannya saja, padahal sebenarnya jauh lebih banyak. Mencermati penyebaran atau daerah asal warga yang positif HIV/AIDS juga cukup miris, hampir merata di seluruh kecamatan di Blora.
”Memang ada kecamatan di Blora ini, yang warganya tidak ada yang terinfeksi HIV/AIDS. Namun, bukan berarti tidak ada. Hanya saja belum ditemukan,” jelasnya.
Lilik Hernanto menjelaskan pada awal tahun ini (hingga April)
pihaknya menemukan 15 penderita HIV/AIDS. Temuan tersebut terungkap
setelah penderita secara sukarela memeriksakan diri ke VCT. Sementara
pada tahun 2013, jumlah penderita HIV/AIDS di Blora sebanyak 30 orang
dan pada tahun 2012 sebanyak 31 orang. (rs-infoblora | Aries-murianews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.