![]() |
Peserta berlajar memasukkan data dari lapangan dipandu pembimbing dalam peatihan barcode pada batang kayu jati. (rs-infoblora) |
BLORA. Perhutani Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung Blora akan menerapkan barcode (kode
batang) pada tebangan kayu jati. Untuk menyongsong penerapan sistem
tersebut, dilakukan pelatihan.
Pelatihan yang dilakukan di Petak
31a Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Banyuasin itu diikuti kalangan
rimbawan lapangan di KPH Randublatung. Pelatihan menghadirkan Kepala
Biro Pemasaran Perhutani Sudarwanto.
Sudarwanto mengemukakan
barcode ini merupakan sistem baru di Perhutani. Tujuannya antara lain
memudahkan setiap orang melakukan pelacakan asal usul kayu yang akan
dibeli.
Menurutnya pada sistem barcode tersebut informasi kayu dimasukkan
secara detail, mulai dari asal kayu hingga ukuran kayu. "Dengan begitu
pembeli yakin bahwa asal usul kayu tersebut memang dari Perhutani,"
ujarnya.
Selain itu dengan adanya sistem barcode tersebut, petugas
lapangan dalam hal ini mandor tebang maupun mandor angkut, juga akan
mudah melakukan pekerjaanya. Karena tidak perlu lagi membuat beberapa
jenis dokumen kayu yang akan dikirim dari hutan ke tempat penimbunan
kayu (TPK) terdekat.
"Awalnnya memang penerapan sistem ini belum
familier. Namun perlahan tapi pasti sistem barcode ini akan mudah
dilakukan di lapangan," kata Sudarwanto.
Dia menjelaskan beberapa
keuntungan dengan adanya sistem barcode. Di antaranya selain kemudahan
administrasi lapangan, sistem ini juga akan sangat membantu dalam
melakukan pembayaran upah bagi pekerja angkutan kayu jati karena
semuanya terkoneksi dalam sebuah sistem.
Menurutnya pemasaran kayu
jati yang akan dilakukan secara online pun melalui sistem ini. Sehingga
diharapkan memudahkan pembeli untuk memilih ukuran sesuai dengan
keinginan. Itu terjadi karena kayu yang akan dibeli sudah termuat
informasi yang diperlukan secara komplit baik asal usul maupun volume
dan mutu kayu serta harga.
"Semuanya sudah tercantum dalam sebuah
sistem yang terkoneksi dan bisa dilihat secara online di manapun pembeli
tinggal," katanya.
Humas Perhutani Randublatung Andan Subiyantoro
mengatakan dalam pelatihan itu semua peserta berupaya memahami materi
pelatih. Meski awalnya mengalami kesulitan namun dengan penjelasan
gamblang, materi pelatihan akhirnya dapat dipahami. "Perlu adaptasi
karena sistem baru," ujarnya.
Menurutnya pelatihan penerapan
barcode yang dilakukan Perhutani terhadap kalangan rimbawan lapangan di
KPH Randublatung merupakan salah satu upaya peningkatan pengetahuan bagi
petugas.
Sehingga petugas tersebut memiliki pengetahuan terapan yang
bermanfaat bagi kemudahan pekerjaan secara menyeluruh. "Terutama untuk
jajaran divisi komersial. Sistem barcode harus dipahami mereka," tandas
Andan Subiyantoro. (rs-infoblora | abdul muiz)
0 komentar:
Posting Komentar