![]() |
Aulia Arbiani Public and Government Relation Staff Pertamina Asset IV mewakili manajemen PT.Pertamina PPGJ saat memberikan sosialisasi di hadapan warga Sumber kemarin. (ali-infoblora) |
BLORA. Rencana pengeboran
sumur Randublatung (RBT) II yang berada di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan,
Kabupaten Blora diharapkan dalam pemenuhan tenaga kerjanya
diambilkan dari warga yang tinggal di sekitar lokasi sumur tersebut. Permintaan itu mengemukan
dalam acara sosialisasi rencana pengeboran yang digelar di Balai Desa Sumber,
Rabu (3/4/2014) kemarin.
Tuntutan itu menjadi harga mati bagi para
service company yang terlibat dalam pekerjaan pengeboran sumur gas RBT II dalam
keterlibatan tenaga kerja warga lokal sesuai kuota kerja yang ada.
Kepala Desa Sumber,
Zaki Bachroni diawal sosialisasi menekankan tenaga kerja harus melibatkan warga
sekitar untuk diakomodir. "Saya tidak berani menjamin bahwa aktivitas itu
bisa lancar, apabila tidak melibatkan warga kami yang tinggal di sekitar sumur
RBT II itu," katanya. Hal ini diungkapkan karena warga Sumber sudah banyak pengalaman dalam masalah seperti ini.
Zaki juga meminta
jangan sampai ada praktik permainan dalam pemenuhan tenaga kerja ini. "Masyarakat
itu inginnya belajar dan juga ingin bekerja, kalau sampai ada warga yang mau masuk harus membayar itu harus kita cut. Oleh
karena itu, saya tekankan pihak kontraktor jangan sampai main mata dengan saya,
pemerintah desa ataupun muspika. Karena praktik itu akan kita tiadakan,"
ujarnya
Sementara itu, Public
and Government Relation Staff Pertamina Asset IV, Aulia Arbiani yang hadir
mewakili managemen PT. Pertamina EP. PPGJ mengatakan bahwa Pertamina hanya menyampaikan perihal
sosialisasi terkait rencana aktivitas pengeboran di sumur gas RBT II.
"Soal tenaga
kerja yang ada di pekerjaan ini, perlu diketahui Pertamina ada beberapa PT atau
service company kami, tentang kuota akan
dibahas," kata Aulia. Beberapa service company itu seperti PT. Pertamina
Drilling Service Indonesia (PDSI) dan PT. BBS.
"Setelah
melakukan pembahasan nanti akan muncul kuota kebutuhan tenaga kerja yang
dibutuhkan. Nanti kami akan koordinasi melalui kepala desa terkait jumlah
kebutuhan tenaga tersebut," imbuh Aulia.
Aulia menyebutkan
dalam pekerjaan work over RBT II ini akan dilakukan secara bertahap, mulai dari
mobilisasi peralatan atau moving alat berat dari Sumur Kedunglusi (KDL) I di
Desa Temulus ke sumur RBT II di Desa Sumber, reparasi kondisi sumur gas RBT II,
uji produksi untuk mengetahui potensi cadangan gas yang ada hingga gas siap di
suplai ke Central Processing Plan (CPP) Area Gundih.
"Jadi
kandungan gas itu harus dicek dulu setelah dilakukan uji produksi. Pekerjaan
itu sekira membutuhkan waktu sekitar 2 bulan lamanya," tutur Aulia.
![]() |
Warga Desa Sumber ikuti sosialisasi pengeboran sumur RBT II. (ali-infoblora) |
Sarmidi Santoso,
perwakilan PT. PDSI mengatakan schedule moving alat berat sudah siap dilakukan
kapan saja. Namun, hal itu masih menunggu hasil dari sosialisasi ini, katanya.
"Nantinya ada
beberapa kendaraan pembawa alat berat yang bolak-balik dari pengambilan alat
dari kedunglusi ke randublatung," katanya.
Demikian pula, Harsono,
Kepala Dusun Kalirejo dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa lokasi sumur berada
di tiga dusun yang ada di Desa Sumber. Seperti Dusun Kalirejo, Dusun Sumber,
dan Dusun Tambak.
"Nantinya, semua
tenaga kerja tidak bisa masuk di RBT dikarenakan banyaknya tenaga kerja di Desa
Sumber yang ada. Oleh karena itu, kuota tenaga kerja nantinya harus dibagi
untuk warga yang ada di Kalirejo,
Sumber, Dusun Tambak. Ini penting agar rekrutmen mengutamakan wilayah terdekat,"
kata Harsono.
Demikian pula,
Camat Kradenan, Moch. Soleh dalam rencana lanjutan operasi aktivitas
pengusahaan potensi gas di Desa Sumber ini, Dia menginginkan tidak ada lagi
model percaloan dalam hal pemenuhan
tenaga kerja.
"Untuk jenis pekerjaan unskill harus diutamakan warga sekitar sumur RBT II. Sedangkan untuk skill-nya, bilamana ada kebutuhan tenaga skill
dan warga Sumber itu ada, jangan sampai mengambil dari luar Sumber. Nanti akan
menimbulkan masalah baru dan itu jadi penghambat operasi," tandasnya.
Sementara itu,
untuk jalur kendaraan berat dalam mobilisasinya tetap akan mengambil peralatan
di Sumur Kedunglusi (KDL) I di Desa Temulus ke sumur RBT II dengan melewati
jalan penghubung antara Desa Temulus hingga Dusun Tambak yang hingga kini masih
menjadi polemik bagi warga karena pekerjaan perbaikannya belum selesai.
Namun demikian,
sudah ada kesepakatan bahwa perbaikan tetap akan dilakukan dan kegiatan moving
alat berat melalui jalan tersebut juga dibiarkan dalam mobilisasi peralatannya. (rs-infoblora | ali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.