Cara Baru Untuk Deteksi Dini HIV/AIDS Akan Diterapkan di Blora

Ilustrasi pemeriksaan HIV/AIDS. (rs-infoblora)

BLORA. Berbagai cara dilakukan untuk menemukan kasus maupun penderita HIV/AIDS. Selain tetap menggunakan cara yang sudah ada seperti Zerro Survey dan Voluntary Counseling Test (VCT), ada cara baru yang akan diterapkan di Blora. Yakni Provider Initiative Counseling and Testing (PICT). 

Dengan cara baru tersebut, deteksi dini penyakit HIV/AIDS diperkirakan bakal lebih efektif. Pasalnya petugas kesehatan atau dokterlah yang akan mendatangi sekaligus memeriksa kelompok masyarakat berisiko tinggi terserang penyakit HIV/AIDS.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Henny Indriyanti melalui Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2PLP) Lilik Hernanto mengemukakan pihaknya belum lama ini mengumpulkan dokter yang ada di puskesmas di Kabupaten Blora. Para dokter tersebut dilatih melakukan deteksi dini HIV/AIDS. Pelatihan tersebut dalam rangka penerapan PICT di Blora.

"Selain sumber daya manusianya, peralatan yang dibutuhkan juga mulai disiapkan. Dengan demikian tidak lama lagi PICT akan bisa diterapkan di Blora," ujarnya Sabtu (5/4) kemarin.

Sekadar diketahui, selama ini telah diadakan program konseling dan tes HIV sukarela atau VCT. Di Blora, klinik VCT telah dibuka di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr R Soetijono Blora dan RSUD Dr R Soeprapto Cepu. 

Program VCT ini dilakukan secara sukarela dan rahasia. Namun, karena sifatnya sukarela, VCT belum dapat menjaring terlalu luas. Masyarakat belum secara sukarela penuh memeriksakan diri ke VCT karena minimnya pengetahuan, stigma masyarakat, serta perasaan malu dan takut. 

Hal ini tentu saja diperparah dengan suatu fakta bahwa gejala-gejala penyakit akibat infeksi HIV baru muncul setelah beberapa tahun terinfeksi HIV. Sehingga, para penderita HIV tidak merasa sakit dan menambah keengganan mereka untuk melakukan pemeriksaan di VCT.

Lilik Hernanto menjelaskan pada awal tahun ini (hingga April) pihaknya menemukan 15 penderita HIV/AIDS. Temuan tersebut terungkap setelah penderita secara sukarela memeriksakan diri ke VCT. Sementara pada tahun 2013, jumlah penderita HIV/AIDS di Blora sebanyak 30 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 31 orang.

Lilik Hernanto menuturkan diperlukan deteksi dini penemuan kasus penderita HIV/AIDS dalam upaya mengendalikan penyebaran penyakit HIV/AIDS. Mengapa deteksi dini ini begitu penting? Deteksi dini dapat mencegah penderita HIV yang tidak tahu bahwa dirinya terinfeksi untuk tidak menularkan HIV kepada orang lain. Apalagi penderita HIV berpotensi menularkan virus HIV kepada orang lain meskipun belum menunjukkan gejala klinis.

Selain itu, dengan adanya deteksi dini, penderita HIV/AIDS dapat menjani terapi obat antiretroviral (ARV) sedini mungkin. Karena pengobatan sejak dini dapat meningkatkan efektivitas pengobatan HIV/AIDS dan meningkatkan harapan hidup penderita. "Diharapkan dengan PICT nanti deteksi dini HIV bisa lebih efektif," kata Lilik Hernanto. (rs-infoblora | abdul muiz)