Pages

13 Mar 2014

Tanggapan Dinas Perkebunan Jateng Soal Penyegelan Pabrik Gula PG Blora Oleh Bea Cukai

Teguh Winarno, Kepala Dinas Perkebunan Jawa Tengah (rs-infoblora)
SEMARANG. Penyegelan gudang Pabrik Gula (PG) Blora milik investor PT Gendhis Multi Manis oleh Bea Cukai, kata Kepala Dinas Perkebunan Jateng Tegoeh Winarno, tak akan mempengaruhi swasembada gula di Jateng. Menurut dia, swasembada gula di Jateng dihitung berdasarkan hasil tebu dari petani.

"Oh, disegel? Kalaupun disegel tidak akan mempengaruhi swasembada gula di Jateng. Kebutuhan gula di Jateng 380.000 ton, sementara produksinya sampal 6 juta ton. Tidak masalah," ujar Teguh di sela mengikuti rapat paripurna bersama DPRD Jateng, Rabu (12/3) kemarin.

Seperti diberitakan sebelumnya, gudang PG Blora yang menyimpan raw sugar disegel Bea Cukai. Saat sejumlah anggota DPRD Blora sidak ke tempat itu tidak bisa melihat isi gudang karena menurut pegawai gudang sudah disegel Bea Cukai sehingga tidak berani membuka gudang.

Lebih jauh dikemukakannya, rendemen gula yang ada di Jateng rata-rata mencapai 4-7 persen. Bahkan saat intensitas hujan rendah, rendemen tebu dari petani lokal bisa mencapai hingga 10 persen. Jika dikalikan dengan jumlah panen yang dihasilkan, kata dia, tak akan kurang justru gula mengalami surplus (produksi lebih banyak ketimbang permintaan).

Teguh menjelaskan, tidak ada ketimpangan izin antara pemerintah pusat dengan izin yang dikeluarkan Gubernur Jateng. Pasalnya. izin pusat tidak hanya menggiling di Jateng saja. Diketahui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan izin bongkar 25.000 ton raw sugar impor. Izin pusat yang awalnya diajukan PT GMM 120.000 ton raw sugar impor, namun yang diizinkan hanya 80.000 ton raw sugar impor. Penggilingannya pun dilaksanakan di luar jadwal penggilingan tebu dari petani lokal yakni diluar Mei-Oktober.

"Bongkar kan 25.000 ton, artinya selebihnya bisa disusulkan untuk digiling. Karena kebanyakan pabrik tentu mengisi kekosongan waktu panen tebu dengan menggiling raw sugar.

"Harga gula di pasaran pun antara gula lokal dengan impor masih menguntungkan gula lokal," ujarnya.

Tegoeh hanya berharap jelang musim panen tebu tahun ini intensitas hujan mulai sedikit. Pasalnya, semakin sering hujan turun maka kadar gula yang akan dihasilkan tebu akan semakin sedikit pula. "Mugo-mugo ojo udan meneh," tuturnya. (Ms-infoblora | M9-Ct)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.