![]() |
Bupati Blora, Djoko Nugroho. |
Sebagian besar wilayah yang belum dialiri listrik tersebut berada di pelosok kawasan hutan jati. ''Hingga saat ini masih sekitar 36 dusun yang wilayahnya belum ada jaringan listrik,'' ujar Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), H Setyo Edy, Rabu (19/3) kemarin.
Menurut Setyo Edy dibutuhkan dana tidak sedikit untuk membangun jaringan listrik di dusun-dusun tersebut. Karena itu pembangunannya dilakukan bertahap. Pihaknya juga mengusahakan bantuan dana ke pemerintah pusat maupun pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sementara itu Bupati Blora Djoko Nugroho mengharapkan PLN memberikan kontribusi dalam pembangunan jaringan listrik di daerah terpencil di Blora.
Dia mengungkapkan tidak lama lagi gas yang diproduksi Pertamina Program Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, akan dialirkan ke pembangkit listrik Tambaklorok di Semarang.
Menurutnya dengan penggunaan gas yang diproduksi dari wilayah Blora tersebut, PLN akan bisa melakukan penghematan pembelian bahan bakar pembangkit listrik hingga mencapai triliunan rupiah setiap tahun. ''Dari adanya penghematan itu kami berharap PLN memberikan kontribusi membangun jaringan listrik di dusun-dusun terpencil di Blora yang hingga kini belum diterangi listrik,'' tegasnya.
Di hadapan pejabat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng yang menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrembang) Blora 2015, Rabu (19/3), Djoko Nugroho menyatakan wilayah Blora 49 persen adalah kawasan hutan. Dia mengungkapkan dusun-dusun yang belum dialiri listrik sebagian besar berada di pelosok kawasan hutan tersebut.
''Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan gas untuk pembangkit listrik Tambaklorok tidak akan berkurang banyak jika dipakai untuk membangun jaringan listrik di pelosok kawasan Blora,'' ujar bupati.
(rs-infoblora | Abdul Muiz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.