![]() |
Kalimat sindiran terhadap pemerintah yang dipasang di bus yang mengangkut rombongan petani tebu Blora ke Jakarta |
Ketua APTRI Blora, Sunoto mengatakan rombongan berangkat dengan 10 bus yang masing-masing bus berkapasitas 50 orang. Dia menambahkan, saat ini harga tebu di tingkat petani hanya Rp 47 per kilogram. Sedangkan di sisi lain harga gula tidak mengalami perubahan yaitu masih sekitar Rp 10.500 per kilogram. Ketimpangan harga ini diperparah dengan rendahnya rendeman tebu yang ditetapkan yakni hanya 5 persen. Kondisi tersebut membuat petani tebu semakin dirugikan.
Rendahnya harga dan rendeman tebu serta tetapnya harga gula ini, tambah Sunoto disebabkan adanya impor gula revinasi yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan. Berdasarkan data yang ada inpor gula tersebut mencapai 3,8 juta ton per tahun.
Aksi para petani sendiri dilakukan dengan mendatangi sejumlah kementerian seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN. Massa juga mendatangi gedung DPR RI di Senayan.
Mereka menuntut pemerintah menaikkan standart rendeman tebu milik petani. Kedua petani minta harga tebu per kilogram dinaikkan 2,2 kali lipat dari harga 1 kilogram yang ada. Karena dengan kenaikan harga tebu tersebut akan setara dengan harga gula per kilogram nya. "Tuntutan ketiga jika permintaan tidak dapat dipenuhi, kita akan meminta agar impor gula revinasi dihentikan," kata Sunoto. (rs-infoBlora | kontributor : zal-jatengpos)
0 komentar:
Posting Komentar