Aksi demo yang dilakukan untuk menghadang Wakil Menteri ESDM |
Puluhan massa dari beberapa organisasi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Untuk Blok Cepu itu menuntut kebijakan pembagian Dana Bagi Hasil (DBH) Migas Blok Cepu.
Dalam aksinya, puluhan massa awalnya hanya memasang spanduk yang bertuliskan tuntutan atas pembagian DBH Migas yang adil buat Kabupaten Blora disepanjang pinggir jalan masuk kampus. Namun begitu peserta aksi melihat iring-iringan rombongan wamen, mereka langsung melakukan orasi. Bukan hanya itu saja, beberapa peserta aksi mencoba untuk menghentikan mobil mewah yang ditumpangi orang nomor dua di Kementerian ESDM tersebut, namun gagal.
Karena gagal menghadang, massa kemudian mengejar iring-iringan mobil hingga masuk ke halaman kampus dan berorasi dengan menggunakan pengeras suara hingga membuat tamu undangan dan panitia kelabakan. Akibatnya petugas keamanan kampus memaksa para pendemo keluar halaman.
Namun upaya itu sia-sia. Sebab massa tetap bertahan dan terus berorasi menuntut agar dipertemukan dengan Wamen ESDM sambil meneriakkan beberapa tuntutan agar Blora memperoleh keadilan DBH Migas Blok Cepu.
Ketegangan antara keamanan kampus yang dibantu aparat kepolisian setempat serta panitia acara dengan peserta aksi pun tak terelakan. Namun massa tetap bertahan dan terus berorasi.
Kegigihan para demonstran berbuah hasil. Salah satu staf dari Kementerian ESDM menemui peserta aksi untuk memberitahukan bahwa mereka akan diterima untuk beraudiensi langsung dengan Wamen ESDM setelah acara pembukaan pendidikan untuk mahasiswa baru tersebut selesai digelar.
Koordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Masyarakat Blora untuk Blok Cepu, Muhammad Hamdun, mengatakan, aksi ini sebagai bentuk perjuangan masyarakat Blora agar memperoleh DBH Migas Blok Cepu. Sebab, selama ini pembagian DBH Migas Blok Cepu sangat tidak adil karena hingga saat ini Blora belum mendapatkan serupiahpun dari DBH Migas Blok Cepu.
"Tahun 2012 saja, Kabupaten Bojonegoro dapat DBH Migas sebesar 300 M. Yang lebih menyakitkan lagi seluruh kabupaten di Jawa Timur yang secara jelas tidak memiliki wilayah Blok Cepu dapat DBH dengan jumlah puluhan miliyar, tapi Blora yang masuk wilayah Blok Cepu tidak mendapatkan apa-apa,” tegas Hamdun yang terus membakar semangat peserta aksi.
Aksi ini dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat seperti LPAW Blora, Komisariat PMII ”Arya Penangsang” STAI Al Muhammad Cepu, PATTIRO Blora serta LSM Lentera Cepu. Mereka juga menyampaikan tuntutan sama kepada Wamen.
Perwakilan LSM Lentera Cepu, Lulus Trilaksono, mengungkapkan, diperkirakan pada puncak produksi Blok Cepu tahun 2014 mendatang Bojonegoro akan mendapatkan DBH Migas hingga mencapai sekira Rp 2 triliyun.
"Namun Blora akan tetap saja nol rupiah bila tidak ada ittikad baik dari pemerintah pusat untuk berlaku adil bagi Blora,” tandas Tulus.
Tulus juga menyampaikan bahwa untuk Bojonegoro dan Blora secara sah bersama-sama memiliki Blok Cepu. ”Jika ketidakadilan ini tetap dibiarkan, maka akan muncul ketimpangan dan kesenjangan antar dua kabupaten. Dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi dampak permasalahan yang besar antara kedua kabupaten,” tambah Tulus.
Setelah mendapat kepastian akan diberikan waktu untuk audiensi, peserta aksi dengan tertib langsung meninggal halaman kampus dengan dikawal beberapa aparat dari Polsek Cepu dan keamanan kampus untuk menunggu panggilan menyampaikan aspirasi lanjutan lewat audiensi.(rs-infoBlora | sumber : ali-Suarabanyuurip.com)
0 komentar:
Posting Komentar