![]() |
MENDARAT : Beberapa Helikopter mendarat di landasan Ngloram beberapa waktu lalu saat membawa rombongan dari Pemerintah Pusat. (infoBlora) |
"Nanti akan ditambah minimal 900 meter lagi," ujar Kepala Bappeda Blora, Samgautama Karnajaya didampingi Kabag Humas dan Protokol Setda Blora, Kunto Aji, kemarin.
Dia menjelaskan, saat ini sedang dilakukan pendataan lahan. Sebab lahan yang dibutuhkan tidak semuanya milik negara, karena ada banyak lahan milik warga yang harus dibebaskan. Namun, tentang jumlah lahan milik warga yang harus dibebaskan masih menunggu design mana yang dipakai. "Karena ada rancangan landasan pacu akan dibuat sepanjang 2.200 meter. Itu artinya akan semakin banyak lahan yang dibutuhkan," ungkapnya.
Jika landasan pacu bandara hanya dibuat 1.800 meter, maka lahan yang dibutuhkan sekitar 40 hektar. Sedangkan lahan yang sudah dimiliki pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM seluas 21 hektar. Lahan itu yang sudah dalam kondisi lapangan terbang saat ini. Sehingga masih dibutuhkan 20 hektar lagi. Namun jika panjang landasan pacu akan dijadikan 2.200 meter maka dibutuhkan minimal 50 hektar lahan tambahan. Sedangkan untuk kebutuhan sarana prasarana lainnya butuh lahan sekitar 10 hektar. "Karena itu pembebasan lahan tambahan nanti seluas 20-30 hektar. Dan itu pasti akan memakan lahan milik warga," tambahnya.
Setelah peninjauan di lokasi, tim dari Kementerian ESDM, Pertamina, pihak perusahaan maskapai penerbangan Pelita Air Service, Kementerian Perhubungan dan lainnya sudah tahu kondisinya. Sehingga rencana pengembangannya semakin matang nanti rancangannya dibuat. Sementara, Pemkab akan mendukung dengan cara membantu proses pendataan lahan dan proses pembebasan lahannya. "Kalau semua lancar, dimungkinkan akhir tahun ini sudah proses pembebasan lahannya," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora, Slamet Pamuji mengatakan, berdasarkan paparan dalam rapat yang diikuti, Ngloram akan dikembangkan menjadi Bandara Khusus. Pembangunan ini akan dilakukan PT.Pertamina sebagai calon investor pelaksana pembangunan bandara. "Estimasi dananya 124 miliar, dengan biaya pemeliharaan sekitar 3,5 miliar per tahun," ungkapnya.
Sedangkan operator bandara akan diserahkan pada Pelita Air Service. Jika pembangunan lancar diharapkan bandara sudah bisa beroperasi tahun 2015 mendatang. "Harapan pemerintah dan warga Blora adalah adanya efek positif dari sisi ekonomi kalau bandara benar-benar beroperasi," pungkasnya. (rs-infoBlora | sumber : Suara Merdeka)
2 komentar:
Jalanan yang gak layak di blora masih banyak, apa bandara ini dibuat supaya ada sumber korupi baru ya!
Hati nuranine pada dimana ini
Posting Komentar