Kompensasi Kenaikan BBM, 72.463 RTS di Blora Terima Raskin 2 Kali Lipat Selama 3 Bulan

Pembagian Beras Miskin (Raskin)

BLORA. Sama seperti kabupaten lain di Jawa Tengah, beras miskin (raskin) pada tahun ini akan dibagi sebanyak 15 kali. Jatah itu naik dibanding tahun sebelumnya yang maksimal hanya 13 kali. Pada Juli hingga Agustus, raskin akan dibagi sebanyak dua kali, setiap bulan.

”Tambahan raskin itu akan dibagi kepada masyarakat yang berhak menerima, satu bulan dua kali lipat, selama tiga bulan'' ujar Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Blora, Rudatiningsih kemarin.

Menurutnya, tambahan dua kali jatah raskin itu dimaksudkan sebagai kompensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, jumlah penerima raskin di Blora sebanyak 72.463 rumah rumah tangga sasaran (RTS). Banyaknya beras yang dibagikan 1.086.945 kilogram. Jumlah itu berkurang dibanding tahun lalu yang mencapai 82.986 RTS. Penurunan jumlah RTS penerima raskin itu didasarkan berbagai pertimbangan.

”Satu di antaranya ada banyak RTS yang sudah berubah status sehingga tak layak lagi menerima raskin.Sebagian besar penerima raskin juga menjadi penerima BLSM tahun ini. Kami sudah mencocokkan datanya dengan kantor pos,” katanya.

Tambahan raskin itu, kata Rudatiningsih, dibagikan untuk jatah bulan Juni, Juli dan September. Sehingga dalam tiga bulan itu, penerima raskin akan menerima jatah dua kali lipat. Selama ini, setiap bulan RTS penerima raskin menerima jatah sebanyak 15 kilogram beras perbulan, seharga Rp 1.600 perkilogram. Sehingga pada jatah Juni yang baru dibagikan Juli ini akan menerima 30 kilogram per RTS dengan harga tebus sama. ”Untuk Juli ini memang pembagian raskin yang ke-13,” katanya.

Dia mengatakan, saat ini masih ada desa yang langganan telat membayar raskin, yakni satu desa di Kecamatan Tunjungan dan satu desa di Kecamatan Randublatung. Dia mengungkapkan telatnya pembayaran itu akibat uangnya nyantol di perangkat desa yang bertugas membagikan raskin. Sebab, saat menerima raskin, RTS penerima langsung membayar tunai.

“Telatnya pembayaran itu, merugikan RTS penerima, karena penerima raskin selanjutnya  bisa ditunda sampai tunggakan lunas. Karena itu saya berharap desa yang langganan nunggak itu tidak melakukannya lagi. Sekarang sistem pembayarannya kan ada uang ada barang,”katanya. (rs-infoBlora | kontributor : Suwoko-Murianews.com)