INFOBLORA.ID - Dinas Sosial dan Polres Blora mencatat angka puluhan kasus bunuh diri di Kabupaten Blora.
Hal itu jadi perhatian Pemerintah Kabupaten
Blora akibat kurangnya kepedulian masyarakat sekitar.
Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto
mengatakan, total ada 24 kasus bunuh diri selama 2024.
Ia menyampaikan, ada beberapa penyebab kasus
bunuh diri yang terjadi di Blora.
Sehingga angka bunuh diri di Blora ini menjadi
salah satu atensinya. Di antaranya paling banyak masalah sakit yang menahun dan
juga masalah ekonomi.
Pihaknya menambahkan, selain kasus bunuh diri selama 2024, terdapat kasus penemuan mayat jumlahnya satu, kemudian orang meninggal dunia 57 (orang meninggal dunia tenggelam di sungai, meninggal mendadak, tersengat listrik, tersambar petir).
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi mengatakan,
tingginya angka kasus bunuh diri salah satu kurangnya pendampingan.
Baik pendampingan lingkup keluarga, masyarakat
dan desa. Guna mencegah atau pun menanggulanginya, perlu kepedulian masyarakat
di lingkungan sekitar.
Di antara penyebab bunuh diri, yakni sakit
menahun dan memiliki riwayat sebagai pasien orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Hingga sekarang, kata Luluk, Pemkab Blora
telah mengupayakan untuk memberi pelayanan kesehatan masyarakat.
Ia menjelaskan, Pemkab Blora mengutamakan
untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat kurang mampu.
Ditambah lagi dengan kondisi warga tersebut
benar-benar sakit dan harus dirawat. Meski upaya tersebut telah dilakukan,
kasus bunuh diri tetap saja terjadi.
Butuh kerja sama lintas sektoral dalam
menyelesaikan kasus bunuh diri. Ditambah kasus bunuh diri ini bukan menjadi
tugas dan fungsi khusus Dinsos.
Pemkab Blora terus mengimbau masyarakat agar
lebih peduli dengan lingkungan yang memiliki masalah sosial pelik.
Kasus bunuh diri yang terjadi di Blora
biasanya disebabkan korban menderita sakit lama dan takut untuk berobat.
0 komentar:
Posting Komentar