Pabrik Gula PT. GMM Bulog menargetkan produksi gula 57.000 ton dengan rendemen 10 di musim giling 2018. (foto: dok-infoblora) |
Bertempat di halaman Pabrik Gula,
Selamatan Giling 2018 dihadiri oleh Bupati Djoko Nugroho, Corporate
Secretary PT GMM Bulog Doddy S. Soerachman, jajaran Forkopimda Blora,
OPD terkait, dan seluruh petani tebu yang menjadi mitra pabrik.
Direktur Utama (Dirut) PT. GMM Bulog,
Rachmat Pambudy dalam laporannya menyatakan bahwa pada musim giling
tahun 2018 ini pihaknya menargetkan bisa meraih rendeman 10 dan
memproduksi gula hingga 57.000 ton. Rendemen 10, dengan arti setiap
100 kg tebu yang digiling akan menghasilkan 10 kg gula.
“Sepanjang sejarah industri gula di
Indonesia, belum ada pabrik gula yang berani menarget rendeman sampai
10. Dan kami tahun ini ingin mewujudkannya sehingga produksi lebih
baik sebagai tanda kebangkitan industri gula Indonesia dari Blora.
Begitu juga petani akan menikmati hasil yang lebih baik,” ujarnya.
Menurutnya, musim giling tahun 2017
kemarin, PG menggiling tebu 408. 870 ton, dan menghasilkan gula putih
kristal (GPK) 31. 550 ton selama 150 hari giling. Dari hasil itu,
lanjutnya, PT GMM Bulog melampaui kinerja di tahun-tahun sebelumnya.
Juga di tahun yang sama (2017) rendemen GMM tertinggi di Jawa Tengah
dan DIY.
Direktur Utama (Dirut) PT. GMM Bulog Rachmat Pambudi memberikan pemaparan terkait target produksi. (foto: dok-infoblora) |
Selain itu, Rachmat juga mengajak
kepada seluruh petani tebu untuk terus meningkatkan produksi tebunya,
diiringi inovasi-inovasi seperti pemupukan, bibit tebu, pemeliharaan,
pemanenan, dan teknologi sehingga menghasilkan tebu yang baik.
“Kami yakin jika upaya tersebut
dilakukan, kita bisa menghasilkan tebu berkualitas dan terbaik di
Indonesia, bahkan dunia,” harapnya.
Mewakili para petani tebu, Ketua
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Tengah, Sugati
Wibisono yang hadir dalam kesempatan itu menyatakan kesiapannya untuk
mempersiapkan tebu berkualitas tinggi agar bisa menghasilkan gula
yang bagus.
“Kami yakin PG PT GMM Bulog ini akan
sukses memproduksi gula dengan rendeman 10. kami siap mendukung itu,
dengan menyiapkan tebu unggul. Petani akan kami ajak semua untuk
menerapkan manajemen sistem tebang MBS, yakni Manis, Bersih, dan
Segar,” ucap Sugati Wibisono.
Menurutnya yang dimaksud manis adalah
tebu yang sudah masanya tebang dan layak panen. Bukan tebu yang
tebang dini. Bersih adalah bebas dari semua daun dan pucuk pohon.
Hanya batang pohon yang diangkut. Sedangkan yang dimaksud segar
adalah tidak melebihi 1 x 24 jam. Setelah ditebang, tebu harus segera
dikirim ke pabrik untuk digiling, jangan sampai melebihi 1 x 24 jam.
“Penerapan manajemen tebang angkut
MBS ini merupakan wujud komitmen petani agar Pabrik Gula bisa
mencapai rendemen 10,” lanjut Sugati Wibisono.
Mendengar penjelasan Dirut PG PT.GMM
Bulog dan Ketua APTRI Jawa Tengah, Bupati Blora mengapresiasi dan
merasa optimis musim giling 2018 ini bisa mencetak prestasi untuk
sejarah industri gula nasional.
“Sudah lama saya tidak datang ke GMM
ini, karena menurut saya GMM sejak berdiri belum bisa menyejahterakan
petani tebu yang ada di Kabupaten Blora. Baru kali ini saya datang,
karena saya merasa optimis dengan kepemimpinan Dirut yang baru Pak
Rachmat Pambudi bisa mencetak prestasi yang bagus sehingga
kesejahteraan petani meningkat,” kata Bupati Djoko Nugroho.
Terlebih dengan adanya peningkatan
lahan tebu seluas 1500 hektare, menunjukkan bahwa minat petani dalam
menanam tebu membaik dan kepercayaan petani kepada pabrik semakin
meningkat.
“Namun saya berpesan jangan jadikan
petani sebagai objek pencapaian target swasembada gula semata. Petani
juga harus bisa sejahtera dan disejahterakan oleh Pabrik Gula dengan
adanya rendemen yang tinggi. Target GMM yang akan menerapkan rendeman
10 ini akan bisa berdampak positif kepada petani,” lanjut Bupati.
Bupati juga menyatakan optimismenya
dengan kemajuan PG, karena tekat Rachmad Pambudy dengan rendemen
sampai angka 10 itu adalah hal yang luar biasa.
“Ini dinamakan pabrik gula yang
berdaya saing tinggi,” tandas Bupati Blora.
Pendirian PG ini, lanjutnya, tidak
hanya untuk swsembada gula, tapi yang utama adalah untuk
kesejahteraan petani.
“Mudah-mudahan, dengan hadirnya Pak
Budi Waseso menjadi Dirut di Perum Bulog akan menambah kejayaan
petani di Indonesia ini,” pungkas Bupati Djoko Nugroho di acara
Selamatan Giling 2018.
Dalam Selamatan Giling 2018 itu juga
dilakukan penyerahan penghargaan kepada karyawan PG PT GMM Bulog yang
berprestasi. (humaskab | jo-ib)
0 komentar:
Posting Komentar