Kandar, penyandang disabilitas (baju batik hijau) sedang memberikan arahan kepada anggota DBM yang sedang mewarnai batik. (foto: dok-infoblora) |
Bantuan disalurkan melalui NU
Care-LAZISNU, salah satu organisasi NU yang bergerak di bidang sosial
dan kesehatan. Bantuan berupa pendampingan produksi, pemberian alat
produksi batik sekaligus pelatihan pewarnaan dan pemasaran.
Pelatihan pemasaran menghadirkan
Solihin, seorang pengusaha dan pengrajin batik asal Pekalongan. Ia
menmgenalkan cara menjual produk melalui media sosial dan internat.
Sedangkan dalam pelatihan pewarnaan dikenalkan cat warna alami
sebagai media batik.
Pelatihan marketing dan penyerahan bantuan alat produksi batik dari NU Care Lazisnu. (foto: dok-infoblora) |
Selain dilatih dalam hal pewarnaan,
kaum difabel yang bermarkas di Desa Kamolan (timur SMP Negeri 3
Blora) ini juga menerima bantuan alat-alat produksi diantaranya kain
sutra, kain prima, malam, cat warna dan beberapa bahan-bahan produksi
lainnya
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati
Blora, H. Arief Rohman, M.Si yang mengapresiasi langkah NU Care-
Lazisnu dalam membantu pengembangan usaha komunitas Difabel yang ada
di Kabupaten Blora.
“Pemkab sangat mendukung kegiatan ini
demi kemajuan Difabel Blora Mustika. Semoga hasilnya nanti bisa
menginspirasi banyak kalangan untuk bisa terus maju di tengah
keterbatasan fisik,” ungkap Wabup Arief.
Wakil Bupati Arief Rohman (dua dari kanan) memberikan apresiasi kepada Komunitas DBM yang tetap gigih berkarya di tengah keterbatasan. (foto: dok-infoblora) |
Kandar sebagai pengurus DBM mengucapkan
terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh NU Care - Lazisnu kepada
usaha yang digeluti komunitasnya. Ia berharap bantuan yang diberikan
bisa bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha batik
yang ada di rumahnya tersebut.
“Meskipun kami terbatas secara fisik.
Namun tidak lantas membuat kami berserah diri dengan keadaan. Masih
ada banyak hal yang masih bisa kita kerjakan. Contohnya dengan
membuat batik seperti ini. Alhamdulillah banyak yang suka dan
memesan. Belum lama ini batik kami juga dibeli oleh Gubernur Jawa
Tengah saat berkunjung ke Blora,” ujar Kandar yang kedua tangannya
diamputasi.
Untuk diketahui, komunitas Difabel
Blora Mustika (DBM) adalah sebuah kelompok yang anggotanya menyandang
disabilitas dan kusta. Didirikan pada tahun 2011, UKM ini dipimpin
oleh Ghofur dan Kandar. Tercatat ada 786 orang difabel tergabung
dalam UKM ini. (res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar