![]() |
Beberapa desain pengembangan batik yang digambar di kertas dan kain ditunjukkan usai pelatihan. (foto: dok-ib) |
Gadis asli Desa Tempellemahbang,
Kecamatan Jepon yang kini berprofesi sebagai dosen seni rupa di
Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini pun menyempatkan diri untuk
pulang kampung guna membagikan ilmunya dalam hal pengembangan batik
tulis khas Blora.
Dengan berbekal ilmu tentang seni
perbatikan, ia pun melakukan survey terhadap beberapa usaha kecil
menengah (UKM) batik yang ada di Kabupaten Blora. Hal itu
dilakukannya untuk mengamati perkembangan batik Blora, guna memilih
lokasi pelatihan pengembangan batik Blora yang ia gagas.
![]() |
Nia (hijab ungu) menerangkan berbagai jenis pengembangan motif batik. (foto: dok-ib) |
Minggu (24/9/2017) kemarin, dosen UNNES
yang juga ahli gambar sketsa dan keyboardist ini memulai pelatihan
pengembangan desain batiknya di rumah produksi batik Nimas Barokah.
Setidaknya ada sepuluh orang yang mengikuti pelatihan gratis darinya.
Menurut Nia (panggilan akrabnya-red),
Nimas Barokah merupakan salah satu produsen batik Blora dengan
kualitas yang baik. Hal ini terbukti dari beberapa desainnya yang
sudah diminati oleh kalangan pejabat di tingkat Kabupaten, Provinsi
hingga Pusat. Kepekaan estetis dalam mengkreasikan motif dan
pewarnaan batik menurutnya sejauh ini sudah bisa mewakili karakter
batik Blora.
“Oleh karena itu, batik Nimas Barokah
kiranya bisa menjadi salah satu percontohan produsen batik Blora
berbasis kerakyatan yang baik Dengan alasan inilah saya melakukan
pelatihan desain motif batik di Nimas Barokah. Saya melihat ada
potensi yang bagus untuk dikembangkan lebih lanjut,” ucap Nia.
Batik Blora yang identik dengan motif
tentang ornamen jati, barongan, sate dan sumur angguk menurutnya
sudah khas. Hanya saja bentuk dan ragam variasi motif batiknya masih
minim, cenderung realis. Contoh untuk motif jati, selama ini hanya
mengembangkan bentuk kambium jati berupa lingkaran. Padahal
menurutnya bentuk jati masih bisa dikembangkan lebih banyak lagi.
Sebelum praktek membuat desain, ia
memberikan paparan sederhana lewat laptopnya. Beberapa macam gubahan
desain diperlihatkan sebagai contoh pengembangan motif batik dan
berbagai bentuk isen-isen. Peserta pelatihan yang berasal dari
pembuat desain dan lainnya pun tampak serius mendengarkan penjelasan
dari gadis berhijab ini.
Setelah itu, baru dilakukan praktek
pembuatan desain batik secara bersama-sama secara sederhana. Selain
motif jati, mereka melakukan pengembangan motif barongan Blora.
Menurutnya, motif barongan tidak terbatas pada bentuk kepala
barongnya saja. Tetapi bisa dikembangkan pada bentuk topeng pendukung
lainnya serta ornamen gamelan pengiring.
Ia mengatakan bahwa dalam kurun waktu
hampir sepuluh tahun, batik Blora saat ini sudah semakin berkembang.
Hal ini bisa dilihat dari kualitas perwujudan visual karya dan
kualitas produknya. Motif batik yang ditampilkan sudah semakin
beragam. Perajin sudah semakin kreatif dalam memilih tema-tema motif
batik. Batik blora sudah tidak hanya berkutat pada motif-motif
barongan dan daun jati. Kesadaran perajin akan hal ini menjadi energi
positif bagi keberlangsungan batik Blora ke depan.
![]() |
Tanya jawab dengan perajin batik tentang motif dan isen isen khas Blora. (foto: dok-ib) |
Ia berharap agar batik Blora bisa
berkelanjutan untuk diproduksi dan merupakan hasil kreasi desain dari
masyarakat lokal Blora sendiri serta dibuat pula oleh masyarakat
Blora.
“Semoga ke depan akan menghasilkan
motif-motif batik yang merepresentasikan karakteristik wilayah Blora
dan masyarakatnya. Semoga pemerintah setempat semakin giat dalam
upaya untuk mengembangkan potensi batik Blora,” pungkasnya.
Ia berjanji pelatihan tidak akan
dilaksanakan sekali saja. Namun saat ada kesempatan, ia akan
menyempatkan pulang ke Blora untuk melanjutkan pelatihan pengembangan
batik.
Terpisah, Yanik Mariana pemilik usaha
batik Nimas Barokah berterimakasih atas diberikannya pelatihan
pengembangan motif dan desain batik. Menurutnya, dari pelatihan itu
dirinya dan beberapa tenaga kerja di rumah produksi Nimas Barolah
memperoleh banyak pengetahuan tambahan.
“Maturusuwun sanget Mbak Nia sudah
memilih tempat kami untuk pelatihan batiknya. Kami sangat senang
karena banyak pengetahuan yang diberikan tentang cara membuat desain
yang baik. Semoga ini bisa berkesinambungan,” ujar Yanik.
Pelatihan yang dimulai pukul 09.00 WIB
itu akhirnya berakhir pukul 14.00 WIB dan dilanjutkan praktek
pembuatan batik. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar