![]() |
Ratusan siswa SD dari Karangboyo dan Ngelo Kecamatan Cepu mengikuti acara BNPB Mengajar, Sabtu (9/9/2017). (foto: dok-ib) |
BLORA. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia bekerjasama dengan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng pada hari Sabtu
(9/9/2017) melaksanakan program BNPB Mengajar di Kabupaten Bora
dengan menyasar anak-anak yang masih dalam usia sekolah. Bertempat di
Balai Kelurahan Karangboyo Kecamatan Cepu, BNPB Mengajar diikuti
ratusan siswa SD dari Kelurahan Karangboyo dan sekitarnya.
BPBD Kabupaten Blora selaku tuan rumah
memilih lokasi di Kecamatan Cepu karena wilayah tersebut merupakan
salah satu daerah rawan bencana, khususnya banjir. Sehingga anak-anak
perlu dibekali dengan pengetahuan tentang budaya sadar bencana banjir
serta penanggulangannya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Blora Sri
Rahayu mengatakan bahwa peserta BNPB Mengajar tidak hanya dari
Kelurahan Karangboyo saja, melainkan juga dari Kelurahan Ngelo.
“Kami tempatkan disini
(Karangboyo-red) karena wilayah ini rawan terjadi bencana khususnya
banjir disaat musim penghujan karena luapan sungai atau kali.
Harapannya anak-anak bisa mengerti dan memahami apa saja yang harus
dilakukan ketika bencana tersebut terjadi. Ini salah satu bentuk
pemberian pengetahuan untuk mencegah sekaligus menanggulangi
bencana,” ucapnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatinmas)
BNPB Indonesia, Dr. Sutopo Purwo Nugroho M.Si bersama tim dari
Jakarta, serta tim BPBD Jateng yang diketuai langsung oleh Pak Sarwa Pramana.
Sutopo yang asli dari Boyolali ini menjelaskan betapa pentingnya budaya sadar bencana bagi
kalangan muda yang diberikan melalui program BNPB Mengajar.
Menurutnya, secara umum budaya sadar
bencana masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Meskipun pasca
tsunami Aceh, tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penanggulangan
bencana meningkat, sudah tahu apa arti tsunami, tanda-tandanya, apa
yang harus dilakukan. Begitu juga dengan bencana lainnya. Namun
pengetahuan itu belum menjadi sikap dan perilaku sehari-hari.
“Resiko bencana seringkali masih
diabaikan dan dianggap kurang penting. Hal yang sama juga terlihat
dalam kebijakan pembangunan di daerah yang belum memprioritaskan
penanggulangan bencana. Akibatnya kejadian bencana makin meningkat.
Korban jiwa dan kerugian ekonomi juga masih cukup besar akibat
bencana,” ucapnya.
Sehingga untuk meningkatkan budaya sadar bencana tersebut, salah satunya adalah pendidikan kepada siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Pendidikan kebencanaan sejak dini menurut Sutopo sangat penting agar mereka memahami penanggulangan bencana secara utuh sehingga menjadi bagian dalam proses pendewasaan jiwa anak-anak.
“Untuk itulah, BNPB menyelenggarakan program BNPB Mengajar bekerjasama dengan BPBD. Mengajar siswa tentang kebencanaan. Sudah cukup banyak kegiatan BNPB Mengajar digelar dan antusiasme siswa mengikuti dengan semangat seperti di Cepu Blora ini,” terangnya.
Khusus di Blora kali ini BNPB menghadirkan Pendongeng Kak Ojan dalam program BNPB Mengajar yang berlangsung. Murid-murid kelas 4 hingga 6 dari tiga sekolah dasar mendengarkan dongeng bertema banjir. Mereka pun dengan antusias mengikuti ajakan pendongeng sehingga proses sangat interaktif.
Kak Ojan mengajak para murid untuk peduli terhadap lingkungan dalam membuang sampah di tempat yang khusus telah tersedia di sekitar kita. Kepedulian menjadi nilai yang ingin dikenalkan kepada anak-anak yang memang rawan terpapar bahaya banjir.
Sehingga untuk meningkatkan budaya sadar bencana tersebut, salah satunya adalah pendidikan kepada siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Pendidikan kebencanaan sejak dini menurut Sutopo sangat penting agar mereka memahami penanggulangan bencana secara utuh sehingga menjadi bagian dalam proses pendewasaan jiwa anak-anak.
“Untuk itulah, BNPB menyelenggarakan program BNPB Mengajar bekerjasama dengan BPBD. Mengajar siswa tentang kebencanaan. Sudah cukup banyak kegiatan BNPB Mengajar digelar dan antusiasme siswa mengikuti dengan semangat seperti di Cepu Blora ini,” terangnya.
Khusus di Blora kali ini BNPB menghadirkan Pendongeng Kak Ojan dalam program BNPB Mengajar yang berlangsung. Murid-murid kelas 4 hingga 6 dari tiga sekolah dasar mendengarkan dongeng bertema banjir. Mereka pun dengan antusias mengikuti ajakan pendongeng sehingga proses sangat interaktif.
Kak Ojan mengajak para murid untuk peduli terhadap lingkungan dalam membuang sampah di tempat yang khusus telah tersedia di sekitar kita. Kepedulian menjadi nilai yang ingin dikenalkan kepada anak-anak yang memang rawan terpapar bahaya banjir.
Di samping mendongeng, Kak Ojan juga
mengajak anak-anak untuk menjawab pertanyaan yang diberikan terkait
dengan banjir. Novi, murid SD Negeri Ngelo, menyampaikan bahwa
dirinya menjadi paham untuk mengetahui bencana alam. Murid lain dari
SD Negeri Karangboyo 1 merasa senang dan belajar mengenai bencana
alam. Sebanyak 242 murid dari SDN Karangboyo 1 dan 3 serta SDN Ngelo
2 yang didampingi guru sangat bergembira mengikuti program BNPB
Mengajar.
Koordinator relawan Cepu, Supriyadi
mengapresiasi kegiatan ini. “Bertahun-tahun, baru kali ini
anak-anak mendapatkan pengetahuan bencana yang seperti ini. Semoga
ini bisa meningkatkan pengetahuan anak anak dalam mencegah dan
menanggulangi bencana,” ucapnya. (humaskab | res-ib)
0 komentar:
Posting Komentar