![]() |
Salah satu pengunjung sedang memetik buah Sawo di Dukuh Watugunung Desa Bangoan Jiken. (foto: ag-ib) |
“Khusus di Dukuh Watugunung ada 800 pohon yang sudah berbuah,
sedangkan pohon muda dan bibit cangkoknya ada ratusan. Jika ditotal ya seribu
lebih. Kebetulan saat ini sedang musim buahnya,” ucap Sriyono, Ketua Kelompok
Tani Timbul Mulyo, Desa Bangoan Kecamatan Jiken, Selasa (26/7) kemarin.
Menurutnya sudah sejak lama warga di Dukuh Watugunung
mengembangbiakkan tanaman buah sawo jenis lokal, namun rasa dan kualitasnya
tidak kalah dengan sawo unggulan di daerah lain.
“Sejak puluhan tahun lalu tanaman buah sawo tumbuh baik disini,
namun mulai dikenal masyarakat luas pada awal tahun 2000’an. Saat itu para
tengkulak dari Sulang Rembang mulai berdatangan untuk membeli sawo,” jelasnya.
Hingga kini setiap musim panen sawo pun, para petani tidak susah
untuk menjual buah karena sudah banyak para tengkulak yang datang untuk membeli
sawo. “Mereka datang dan mengambil sawo sendiri di pohon dengan sistem tebas,”
ujarnya.
![]() |
Buah sawo unggulan dari Desa Bangoan Kecamatan Jiken. (foto: ag-infoblora) |
“Selain memenangi Soropadan Agro Expo, para petani sawo Bangoan
ini juga memperoleh penghargaan Pelestari Sumber Daya Genetik tingkat Jawa
Tengah dari Gubernur Ganjar Pranowo tahun 2015 kemarin. Sertifikat organik juga
berhasil diraih dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman yang berlaku hingga
2018,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, untuk mempertahankan kualitas buah agar tetap sama
dengan induknya. Para petani buah sawo di Dukuh Watugunung Desa Bangoan hanya
melakukan pembibitan dengan sistem cangkok.
“Dengan sistem cangkok, buah yang dihasilkan nanti tidak jauh
berbeda dengan induknya. Apalagi dengan sistem cangkok, pohon akan lebih cepat
berbuah jika dibandingkan dengan bibit hasil biji,” terangnya. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar