![]() |
Para pedagang Pasar Tumpah Relban diharap bisa ditampung di Pasar Blora karena kerap menimbulkan kemacetan lalu-lintas. (foto: tio-ib) |
“Selama ini kami pedagang di Pasar Induk
Blora merasa terganggu dengan para pedagang pasar relban yang berjualan di tepi
jalan sehingga membuat jalan macet, semrawut. Apalagi keberadaan mereka
menyebabkan pembeli enggan masuk ke dalam pasar,” ucap Bambang, salah satu
pedagang Pasar Blora, Sabtu (2/1).
Ia berharap agar para pedagang pasar
relban ini juga ditertibkan agar tidak membuat lingkungan pasar semrawut. “Kalau
bisa nanti dimasukkan saja ke Pasar Induk Blora jika pembangunannya selesai
dilakukan. Jangan sampai ada pedagang yang berjualan di tepi jalan lagi,”
lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Disperindagkop UMKM
Maskur saat dihubungi menjelaskan bahwa pembangunan Pasar Blora pada tahun 2016
ini akan dilakukan dengan membangun kios sejumlah 885 ruang.
“Akan dibangun kios sebanyak 885 yang
berada di 3 lantai. Sementara pedagang Pasar Blora yang terdata ada 605 orang.
Nanti selebihnya bisa untuk menampung para pedagang pasar relban dan juga
pedagang yang menempati kios Sunan Pojok. Karena kios di Sunan Pojok juga akan
dibongkar dan diarahkan untuk pindah ke Pasar Blora,” ungkap Maskur, Sabtu
(2/1).
Pihaknya tetap mengutamakan pedagang Pasar
Blora untuk mendapatkan kios baru setelah pembangunan dilakukan. Jika nanti
masih ada kios yang kosong baru ditawarkan kepada pedagang pasar relban atau
pasar tumpah yang selama ini berjualan di tepi jalan.
“Memang pasar tumpah itu perlu ditata dan
ditertibkan, karena lokasi jualannya menyalahi perda. Untuk penertibannya nanti
akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pihak terkait baik Pemkab, Satpol PP
dan para pedagangnya sendiri untuk dicari jalan keluar yang terbaik,”
lanjutnya.
Menurutnya, hingga saat ini pihak
Disperindagkop UMKM sedang melakukan pembahasan mendalam tentang lokasi
relokasi pedagang jika Pasar Blora nanti dalam tahap pembangunan. “Pedagang
mintanya direlokasi di Jl.MR Iskandar dan Jl.Kolonel Sunandar, ini yang sedang
kami urus perijinannya. Apakah boleh ataukah tidak, kita bicarakan dengan
Dishub, Polsek dan Satlantas,” pungkasnya. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar