Deretan pengemis berjajar di lorong masuk TPU Jlubang Blora, kemarin. |
Baik pengemis laki-laki maupun perempuan mereka tidak malu berharap belas kasihan para peziarah yang sejak Jumat pagi mulai ramai mendatangi TPU Jlubang. Beberapa pengemis perempuan bahkan tampak membawa anaknya agar ikut mengemis. Puluhan kaleng dan botol plastik mereka letakkan ditepi jalan masuk makam sebagai tempat uang recehan yang diberikan para peziarah.
Ada berbagai tanggapan yang diungkapkan para pezirah mengenai keberadaan para pengemis di jalan menuju makam. Silvi (27) salah satu peziarah justru merasa terganggu dengan banyaknya pengemis yang berjajar sambil menengadahkan tangan berharap belas kasihan orang. “Saya pribadi merasa risih dan terkadang jika tidak diberi, beberapa diantara mereka mengungkapkan kata-kata yang tidak sepantasnya,” jelas Silvi.
Pengemis dadakan bermunculan mengharap belas kasihan peziarah di TPU Jlubang Blora. |
Salah satu pengemis laki-laki, Nur Salim (62) mengungkapkan bahwa dirinya sudah beberapa tahun belakangan ini menjadi pengemis dadakan saat tiba Hari raya Idul Fitri. Nur Salim ini memang kesehariannya serba kekurangan. Ia memaksakan diri menjadi pengemis di makam karena menurutnya banyak peziarah yang datang saat lebaran.
“Lumayan bisa buat tambahan makan sehari-hari mas. Para peziarah memang kebanyakan memberikan uang receh ke semua pengemis yang ada. Tidak jarang mereka membagikan uang kertas pecahan seribu dan dua ribu yang masih baru kepada kita semua yang ngemis disini. Kalau dihitung-hitung seperti tahun kemarin dalam sehari bisa dapat Rp 50.000 lebih,” beber Nur Salim.
Berdasarkan pengamatan tim, karena gang masuk TPU Jlubang digunakan untuk pengemis meminta-minta. Sehingga para peziarah terpaksa memarkir kendaraannya di halaman SMPN 1 Blora yang berada di sebelah selatan makam. Beberapa penjual bunga tabur dadakan juga mendirikan tenda-tenda sederhana di depan gang makam. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar