BLORA. Meskipun telah memasuki bulan April,
ternyata curah hujan yang turun di Kabupaten Blora belum mengalami penurunan.
Bahkan akhir-akhir ini hujan turun setiap sore hingga petang. Keadaan tersebut
memicu potensi banjir bandang di tiga wilayah kecamatan yakni Sambong, Cepu dan
Kedungtuban.
Sri
Rahayu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Blora mengungkapkan bahwa pihaknya terus memantau beberapa sungai pemicu
banjir bandang yang ada di Kecamatan Sambong, Cepu dan Kedungtuban. Dimana sungai-sungai
tersebut mengalirkan buangan air dari wilayah hutan.
“Jika
hujan turun cukup deras, banyak sungai-sungai kecil yang tidak mampu menampung
derasnya aliran air sehingga seringkali meluap ke areal persawahan dan
pemukiman warga dengan membawa sejumlah material kayu dan lumpur dari kawasan
hutan,” jelasnya.
Menurut Sri Rahayu, di Kecamatan Sambong terdapat sungai Kendilan. yang menjadi lintasan air dari kawasan hutan jati yang membentang di sepanjang jalan Cepu-Blora. Aliran sungai ini melintasi sejumlah desa. Seperti Sambongrejo, Gadu, Pojokwatu dan Gagakan. “Kalau terjadi banjir bandang, yang terkena dampaknya wilayah Kecamatan Cepu. Antara lain Kelurahan Ngroto, Ngelo dan Karangboyo. Karena letaknya lebih rendah,” katanya.
Berdasarkan
data yang ada, untuk Kecamatan Cepu banjir bandang pernah melanda Kelurahan Ngroto,
Ngelo dan Karangboyo. Banjir bandang ini terjadi kurang lebih sejak empat tahun
silam. Luapan air disertai lumpur dan kayu dari wilayah Kecamatan Sambong
menerjang tiga kelurahan di Kecamatan Cepu yang letaknya lebih rendah.
Salah seorang warga Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Edisud mengungkapkan, belakangan ini warga mulai khawatir kejadian serupa akan kembali terulang. Pasalnya, di sejumlah beberapa titik yang dulu diterjang banjir bandang telah berdiri bangunan baru yang membuat daerah resapan air makin berkurang.
![]() |
Sungai Glandangan di Kedungtuban yang sering menimbulkan banjir bandang. |
Sedangkan
di Kecamatan Kedungtuban, banjir bandang disebabkan luapan Sungai Glandangan.
Dengan daerah aliran meliputi Desa Galuk dan Kedungtuban. Dalam dua bulan
terakhir, tercatat sudah dua kali terjadi banjir bandang di Sungai Glandangan.
Meski tidak ada korban jiwa, puluhan rumah warga di sekitar sungai tergenang
air disertai lumpur.
Yayuk,
sapaan akrab Sri Rahayu, mengemukakan, saat ini BPBD Blora terus bersiaga untuk
mengantisipasi terjadinya bencana. “Bukan berarti kita berharap, tapi
alhamdulillah sejauh ini Blora aman dari ancaman banjir Sungai bengawan Solo.
Tapi banjir bandang masih jadi kekhawatiran. Kami imbau warga tetap waspada. BPBD
Blora juga telah menyiapkan logistik dan peralatan evakuasi jika sewaktu-waktu
terjadi bencana,” pungkas Yayuk. (Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar