![]() |
Ilustrasi pemasangan lampu penerangan jalan. |
BLORA. Pertamina
EP Field Cepu Asset 4 membangun 32 titik lampu penerangan jalan tenaga matahari
(solar cell) di desa ring 1 CPP Gas Blok Gundih Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) di tiga
kecamatan di Kabupaten Blora. Pembangunan fasilitas umum ini
sebagai bentuk program corporate social responsibility (CSR) kepada desa
terdampak proyek PPGJ.
Sembilan
desa yang mendapat bantuan penerangan jalan ini berada di Kecamatan
Randublatung, Kradenan, dan Kecamatan Kedungtuban. Rinciannya, desa di
Kecamatan Kedungtuban yang mendapat jatah adalah, Desa Wadu mendapat 4 titik,
Desa pulo 3 titik, Desa Tanjung 3 titik dan Desa sogo mendapat 3 titik.
Untuk
Kecamatan Randublatung yang mendapat bantuan adalah Desa Temulus mendapat 3
titik, Desa Kutukan 3 titik dan Desa Sumberejo 3 titik. Sedangkan di wilayah
Kecamatan Kradenan yakni Desa Sumber mendapat 6 titik dan Desa Mojorembun
mendapat 3 titik.
Staf
Humas PPGJ, Pungki, menjelaskan, pemasangan penerangan jalan umum itu
dilaksanakan mulai pertengahan Oktober lalu sampai dengan bulan November ini. “Hanya
ada 9 desa yang mendapat bantuan penerangan jalan. Itu pun jumlah berbeda,”
kata Pungki.
Di
konfirmasi terpisah, Kepala Desa Wadu, Kecamatan Kedungtuban, Kasdi,
mengucapkan terimakasih kepada pihak Pertamina atas bantuan yang diberikan
kepada desa ring 1 PPGJ. Namun demikian, dia minta Pertamina untuk melakukan
lampunisasi di Sumur penyuplai Gas yang ada di Desanya karena lokasi tersebut
tampak gelap saat malam hari.
“Harapan
kami, kedepan Pertamina juga bisa memperhatikan infrastrukstur desa dan memberi
perhatian, terhadap potensi yang ada di Desa Wadu. Baik itu pendidikan ataupun
social,” kata Kasdi.
Untuk
diketahui, Proyek pengembangan gas Jawa merupakan proyek pengembangan
lapangan gas Blok Gundih yang berasal dari struktur Kedungtuban, Randublatung,
dan Kedunglusi di wilayah Blora. Blok Gundih saat ini memproduksikan 50 MMscfd
yang disalurkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Tambak Lorok. Dengan
penggunaan gas sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik maka ada potensi
penghematan Rp21,4 triliun dari selisih biaya penggunaan HSD dan gas bumi. (ams-suarabanyuurip | rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar