Salah satu pendangkala kali di wilayah Kecamatan Cepu. Jika tidak segera dinormalisasi, ditakutkan akan mengakibatkan banjir bandang di musim hujan. |
BLORA. Mendung yang
menggelayut di langit Cepu, Kabupaten Blora, beberapa hari
terakhir ini mengundang kekhawatiran warga. Sebab di sejumlah wilayah Kecamatan Cepu kerap diterjang banjir bandang ketika musim penghujan. Terlebih sebentar lagi musim hujan segera datang.
Kondisi itu pun selalu menjadi keluhan warga karena air hujan meluber ke
rumah-rumah dan ruas jalan yang menyebabkan kemacetan di sejumlah titik.
Menurut Munarto,
warga RT.01, RW 12 Kelurahan Balun, pendangkalan sungai atau kali juga menjadi pemicu
parahnya banjir bandang yang selama ini terjadi. Sebab sungai di wilayah
setempat tidak pernah dikeruk. Selain itu juga semakin menjamurnya banguan liar
di sungai pemisah antara Kelurahan Balun dengan Kelurahan Cepu.
“Kalau banjir
datang, air bisa mencapai ketinggian dada orang dewasa,” katanya, Selasa (4/11).
Dia mencontohkan,
seperti kali yang juga melintasi jembatan taman seribu lampu tampak kumuh
dan minim jalur lintasan air. “Sehinga air meluber hingga ke rumah-rumah warga
dan berarus deras,” ujar Munarto.
Komandan Satuan
Penanggulangan Bencana (Satgana) PMI Cepu, Anton Moedjiono, menyampaikan, ada
empat wilayah di Kecamatan Cepu yang rawan terjadinya banjir bandang. Yakni
Kelurahan Cepu, Karangboyo, Ngelo dan Dea Mulyorejo.
“Yang langganan
tergenang biasanya daerah taman seribu lampu, Jalan Ngareng, sepanjang jalan
SMP 4 Cepu hingga pasar Desa Mulyorejo. Itu merupakan akses utama lalu lintas
yang ada di Cepu,” sambung Anton. (ams-suarabanyuurip | rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar