BLORA. Akibat musim kemarau tahun ini volume sumber air di
sejumah wilayah desa di Kecamatan Todanan, Blora mengalamai penurunan sehingga
air pada sumber air dan embung digunakan warga untuk mandi dan mencuci. Selain
embung, sumber air yang dibendung seperti kolam juga digunakan untuk
kebutuhan yang sama.
Biasanya jika volume air meningkat
pada musim penghujan, air tersebut bisa mengalir dan mendukung irigasi pada
pertanian. Salah satunya dijumpai pada embung sumber air Desa
Cokrowati.
“Sebagian dari sumber air yang ada
di embung disedot pakai pompa untuk dialirkan ke sejumlah warga, tetapi yang
kami bendung seperti kolam tak jarang juga digunakan untuk mandi dan
mencuci oleh warga secara bergantian. Airnya tidak bisa mengalir karena ada
penurunan pada sumber air akibat disedot dengan pompa,” kata Lasturi
warga Cokrowati, di Todanan, Minggu (12/10) kemarin.
Meski demikian warga setempat
bersyukur tidak mengalami kekeringan air saat musim kemarau. Di sumber
air tersebut nampak kotor, berceceran bungkus sabun, shampo dan bungkus
pasta gigi.
Kondisi yang sama juga dialam oleh
warga Desa Sambeng dan Pelem Sengir. Warga memilih mandi dan mencuci di sumber
air karena air sumur yang dimiliki sudah mulai menyusut dan dihemat untuk
digunakan minum.
Di wilayah Kecamatan Todanan,
dijumpai banyak sumber air yang cukup untuk dialirkan ke sejumlah desa di
sekitarnya. Beberapa diantaranya dimanfatkan untuk irigasi. Diantaranya sumber
air di Desa Sambeng, Pelem Sengir, Kajengan, Kedungwaru, Cokrowati, dan
Tinapan. (Tg-DPPKKI Blora).
0 komentar:
Posting Komentar