![]() |
Kawit, Staf humas dan protokol Setda Blora |
Sebagai staf di bagian hubungan masyarakat (humas) dan protokol Setda Blora, seorang Kawit memang mempunyai peranan yang setiap saat dan kapan saja harus siap dibutuhkan untuk mengabadikan kegiatan kehumasan dan tugas pimpinan.
Boleh jadi, setiap ada kegiatan atau kunjungan Bupati Blora Djoko Nugroho dan unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) dalam berbagai agenda kegiatan yang bersifat formal atau non formal, dirinya selalu tampil dengan nyangklong kamera.
Praktis, kamera seperti senjata yang selalu dibawa berkaitan dengan tugas kepemerintahan serta berbagai kegiatan teknis lainnya. Peran sertanya sebagai juru foto di pemerintahan kabupaten Blora, memotivasi hidupnya untuk berkreasi pada bidang seni fotografi. Apalagi, aktifitasnya selalu berkaitan dengan insan media.
"Pada awalnya saya agak ragu dengan tugas yang diamanahkan ke saya, sebab belum terbiasa, apalagi yang saya potret kebanyakan unsur pimpinan dan pejabat lainnya. Hasilnya harus maksimal, sehingga saya harus ngangsu kawruh pada senior-senior sebelumnya," ujar lelaki berpenampilan lugu itu.
Meski kikuk dengan julukan juru foto, namun setiap hari, dirinya harus selalu siap untuk action dengan kameranya.
"Itu sudah tugas saya, meski saya belum profesional, tapi fungsi kehumasan yang di amanahkan ke saya harus dilaksanakan," ungkapnya.
Yang paling berkesan saat menjalankan tugas kehumasan, kata dia, saat membidikkan kamera di hadapan kegiatan ibu-ibu dharma wanita dan PKK, sebab, profesi yang dilakoninya menjadi tersanjung.
"Biasanya, maaf, ibu-ibu butuh dipotret dengan berbagai pose, jadinya saya sangat tersanjung. Aku potret lagi ya Mas, gitu katanya. Ya saya makin semangat," katanya sambil tersenyum.
Sebagai seorang staf bagian humas dan protokol Setda Blora, dia mengaku haus akan bimbingan dari pimpinan.
"Aku luwih seneng diluruhi timbang dinengke karo pimpinan, yen diluruhi utawa di elingke kuwi berarti pimpinan isih eman karo aku," kata dia jujur.
Selama ini, hasil bidikan kameranya, sudah ribuan jumlahnya. Disimpan pada folder khusus dan tertata dengan rapi di file komputer kegiatan bagian humas dan protokol Setda Blora.
"Siapa saja boleh mengambil atau mengcopy foto-foto yang saya dokumentasikan, asal sudah mendapat ijin dari pimpinan," ujarnya.
Nama asli lelaki kelahiran Klaten, tahun 1963 itu memang cukup singkat, yakni Kawit. Nama itu asli pemberian dari kedua orang tuanya. Dia ngawiti (memulai) perjalanan hidupnya hingga mendapatkan Nomor Induk Pegawai (NIP) dilakoni lebih dari dua puluh tahun.
Seiring perjalanan waktu, pada akhir tahun 2009 dirinya berhasil ditempatkan sebagai staf humas dan protokol Setda Blora, hingga sekarang.
"Modal saya jujur dan tekun serta siap menerima perintah atasan, sebab saya menyadari sebagai bawahan," ungkap bapak dua anak itu polos.
Kini, hasil karya bidikan kameranya dibutuhkan sejumlah pihak yang berkepentingan. Meski tak seprofesional layaknya seorang fotografer, ketekunan seorang Kawit menjadi barometer publik untuk tidak selalu melihat ke atas saja, tetapi juga sisi lain kehidupan di tingkat bawah.
“Saya bersyukur diberi kesempatan untuk mengabdi kepada pemerintah. Seberat apaun tugas yang diamanahkan, semampu saya akan saya laksanakan dengan sebaik mungkin,” katanya.
Sebab, menjadi seorang juru foto di jajaran pemerintahan dituntut harus jeli pada obyek. Selain itu, tidak asal jepret agar hasil dokumentasi bisa bermakna melalui hasil gambar foto. (DPPKKI BLORA | Ms-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar