BLORA. Selama ini sudah banyak kalangan dan warga Samin yang akrab disapa
Sedulur Sikep mengusulkan kepada pemerintah agar tokoh Samin Surosentiko
menjadi pahlawan nasional.
Senada dengan hal itu, awalnya tahun 2010
salah satu Sedulur Sikep, Pramugi Prawiro Wijoyo tokoh sedulur sikep dari Dukuh Blimbing Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Blora, pernah mengusulkan agar
Samin menjadi pahlawan nasional.
Pasalnya, ajaran Samin tak hanya
dikenal di Blora, tapi juga di berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Salah satunya mengajak pengikut dan masyarakat melawan Belanda
yang sering bertindak kasar dan memeras rakyat. Itu hanya sebagian kecil
perjuangan Samin.
Meskipun biografi Samin Surosentiko masih simpang siur. Hal itu tidak menjadikan alasan untuk tidak menjadikan Samin sebagai pahlawan. Indra Bagus Kurniawan, Ketua Majelis Permusyawaratan
Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Blora menuturkan bahwa jika ingin mengetahui lebih element tentang Samin harus datang langsung ke lokasi awal mula pergerakan Samin dan pengikutnya, yaitu di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora.
“Saya lebih percaya cerita cucu-cucu Mbah Samin daripada keterangan dari
web maupun Wikipedia,” tutur Indra yang tak lama ini meneliti tokoh
Samin. Jika jadi pahlawan, hal itu harus didukung. "Sayangnya perjuangan Mbah Samin
belum terlihat, apalagi tidak terekspos media massa,” tutur warga
Tambahrejo, Tunjungan, Blora tersebut.
Maka, media massa sangat penting untuk menjadikan Samin menjadi pahlawan
nasional. Apalagi, saat ini sudah banyak penelitian dari kampus yang
meneliti keunikan ajaran Saminisme.
Ajaran Raden Kohar atau akrab disebut Samin Surosentiko memang sudah
menyebar di berbagai daerah. Menurut beberapa sumber, termasuk Pemkab
Blora menyatakan bahwa Samin Surosentiko atau Raden Kohar lahir pada
1859 M di Desa Ploso Kedhiren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora.
Karena dia memiliki keteguhan luar biasa, maka ajaran Samin menyabar di
mana-mana. Tak hanya di Blora, namun juga menyebar di Pati, Grobogan, Kudus,
Bojonegoro, Madiun dan sebagainya.
Sampai saat ini, banyak penghargaan yang diapresiasikan untuk mengenang
perjuangan Samin. Salah satunya gedung Samin Surosentiko, penggunaan
Pakaian Samin bagi PNS Pemkab Blora. Bahkan di tahun 2009 ada movie Lari
Dari Blora yang mengangkat tokoh Samin.
Namun, hal itu menurut Indra tidak cukup. Karena harus ada penghargaan
lebih yaitu mengukuhkan Samin Surosentiko menjadi pahlawan nasional.
“Sudah sepatutnya Samin Surosentiko yang dibuang Belanda ke Sumatra dan kini dimakamkan di Sawahlunto Sumatra Barat ini diangkat menjadi pahlawan nasional,
karena perjuangannya dan jasa-jasanya,” tuturnya. (rs-infoblora | Hamidullah-HarianJateng)
0 komentar:
Posting Komentar