![]() |
Soesilo Toer, saat menjaga Perpustakaan Pataba Blora. |
BLORA. Dengan semangat memberikan pembelajaran pada
masyarakat, Susilo Toer (77 tahun), adik kelima almarhum Pramoedya
Ananta Toer, seorang penulis Indonesia dari Blora yang pernah menjadi nominator peraih
nobel sastra dunia, menggagas berdirinya Perpustakaan Pramoedya Ananta
Toer Anak Semua Bangsa (Pataba).
Perpustakaan Pataba didirikan semenjak Pram, sebutan Pramoedya Ananta
Toer meninggal, pada 30 April 2006 silam. Kini, perpustakaan Pataba
menjelang hari jadinya ke 8.
Jika anda berkunjung ke perpustakaan Pataba yang terletak di Jalan Sumbawa 40, Jetis,
Blora, tampak tumpukan buku yang menghiasi ruangan. Namun adapula buku
yang berserakan. "Itu menunjukkan perpus ini dikunjungi orang," kata Susilo ,
Minggu (6/4) kemarin.
Memang, tak setiap hari ada pengunjung yang datang di perpustakaan
Pataba. Meski begitu, kata Susilo, perpustakaan tersebut sudah
dikunjungi warga dari 4 benua; Amerika, Asia, Australia, dan Eropa.
"Terkadang ada yang menginap, meski kami sediakan fasilitas seadanya," kata penggemar Ki Hadjar Dewantara ini.
Hingga kini, koleksi perpustakaan Pataba meliki 5000 buah buku, dan
150 buah buku karya Pram. Untuk merawat dan mencukupi biaya operasional
perpustakaan, Susilo tak pernah meminta dari donatur, murni dari dirinya
sendiri. Ia dibantu istri dan seorang anaknya untuk mengelola
Perpustakaan.
Menurut Susilo, pihaknya hanya menerima bantuan berupa tambahan
koleksi perpustakaan. Ia menegaskan tidak akan menerima bantuan dari
pihak manapun jika itu mengikat. Karena itulah ia menyebut bahwa
Perpustakaan Pataba adalah liar.
"Kami ingin mandiri," tegas pria yang kini sedang menghadapi penyakit prostat ini. Kondisi perpustakaan Pataba hanya seluas 5X5 meter, dan sisa bukunya disimpan di
ruangan tersendiri.
"Tugas manusia adalah menjadi manusia itu sendiri," pungkasnya mengutip ungkapan
Multatuli. (rs-infoblora | kim)
0 komentar:
Posting Komentar