GAGAKRIMANGFM.ID - Kondisi air Sungai Bengawan Solo yang menjadi sumber baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta Blora mengalami penurunan kualitas. Air terlihat keruh dan diduga tercemar limbah atau bahan kimia yang terbawa dari hulu sungai.
Dampaknya, kualitas air yang disalurkan ke pelanggan PDAM Blora turut terpengaruh. Direktur Utama PDAM Tirta Amerta Blora, Yan Riya Purnomo, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut rutin terjadi setiap musim kemarau karena rendahnya curah hujan dan sulitnya penguraian bahan pencemar.
“Ini kiriman dari hulu. Setiap kemarau memang susah mengurainya karena curah hujan tidak tinggi,” ujarnya, Sabtu (27/9/2025).
Untuk menjaga kualitas air yang diterima pelanggan, PDAM mengambil langkah mengurangi debit atau volume air yang diproduksi.
“Sementara beberapa hari ke depan volumenya kami kurangi karena kandungan kimianya tinggi. Sehingga kami harus mengelolanya dengan bahan kimia pengurai yang juga cukup tinggi,” jelas Yan Riya.
Ia menambahkan, meski proses penyaringan dan filtrasi telah dilakukan sesuai standar, kadar polutan air tetap tinggi sehingga penggunaan bahan kimia untuk pengolahan air meningkat.
“Pemakaian bahan kimia untuk mengurai air ini lebih besar dibanding saat musim penghujan. Kami harus merelakan kuantitas, demi menjaga kualitas air. Mau tidak mau baunya juga sedikit lebih menyengat,” ungkapnya.
Yan Riya menyampaikan permintaan maaf kepada pelanggan karena belum bisa memberikan layanan maksimal.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan. Namun kami terus berupaya semaksimal mungkin,” ucapnya.
Sementara itu, Firman, salah satu pelanggan PDAM di Blora, mengaku air di rumahnya menjadi keruh dalam beberapa hari terakhir.
“Udah beberapa hari ini. Gak tahu sebabnya apa. Warnanya kayak air teh gitu,” kata Firman.
PDAM Tirta Amerta Blora memastikan akan terus memantau kondisi kualitas air Bengawan Solo dan berupaya mengoptimalkan pengolahan air agar tetap layak digunakan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar