![]() |
Wakil Bupati H. Arief Rohman, M.Si selaku Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyampaikan update per hari Rabu (6/5/2020). (foto: dok-ib) |
BLORA. Wakil Bupati H. Arief Rohman,
M.Si selaku Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19,
pada hari Rabu (6/5/2020), menyampaikan data update perkembangan persebaran
virus Corona di Kabupaten Blora melalui konferensi pers.
Dengan
didampingi Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD, bersama Kepala Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan, Wakil Bupati menyampaikan bahwa per
hari ini sudah ada tiga kecamatan yang masuk zona merah, dan enam kecamatan
yang masuk zona orange.
“Zona
merah ada tiga, yakni Blora Kota, Cepu dan Jati. Merah berarti sudah ada kasus
positif Covid-19. Sedangkan Zona orange adalah wilayah yang terdapat kasus
positif rapid test, meliputi Kunduran, Ngawen, Todanan, Jepon, Kradenan dan
Banjarejo. Selain itu masih zona hijau atau masih aman, namun tetap harus
waspada,” ucap Wakil Bupati.
Sedangkan
total kasus positif Covid-19 menurutnya masih sama seperti kemarin, yakni 4
kasus (2 meninggal, dan 2 masih dalam perawatan medis). Selanjutnya positif
rapid-test ada 21 kasus/orang, lalu PDP 11 orang, ODP 64 orang, dan OTG 144
orang. Adapun pemudik hingga semalam mencapai 29.526 jiwa.
“Dengan
adanya data tersebut, kita prihatin dengan peningkatan pasien positif
rapid-test. Sejumlah 21 pasien positif rapid-test ini dalam pemantauan kita.
Sebagian sudah dikarantina di Klinik Bakti Padma (khususnya dari kluster Temboro)
dan di Hotel Grand Mega bagi tenaga medis. Semuanya gratis, dibiayai oleh
pemerintah termasuk kebutuhan makan dan lainnya,” lanjut Wakil Bupati.
Pihaknya
juga meminta agar seluruh pendatang bisa lapor ke desa masing-masing, dan jika
diperiksa petugas kesehatan bisa mengatakan riwayat perjalanannya secara jujur
agar bisa ditangani sesuai protokol kesehatan yang barlaku guna mencegah
penularan penyakit.
“Peran
masyarakat sangat kami butuhkan agar bisa kompak bersama-sama melawan
persebaran virus ini. Terus patuhi protokol kesehatan. Semoga kita semua bisa
segera terbebas dari wabah ini,” pungkas Wakil Bupati.
Selanjutnya,
Kalak BPBD Blora, Hadi Praseno, S.Sos, senada dengan Wakil Bupati, juga
mengatakan bahwa seluruh masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sama dalam
upaya pencegahan persebaran pandemi Covid-19 ini.
“Peran
penting yang dapat kita lakukan bersama adalah berbagi informasi, menyampaikan
edukasi, mencegah dan mengurangi resiko bencana yang akan maupun telah terjadi.
Kami minta budaya sadar bencana sangat penting, guna membangun kesiapsiagaan
kita semua ketika terjadi bencana atau wabah. Kita semua harus bisa komitmen
patuh pada protokol kesehatan,” tambahnya.
Adapun
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Edi Sucipto, SKM, M.Kes,
mengapresiasi masyarakat yang tetap terus mematuhi protokol kesehatan. Pihaknya
meminta agar kewaspadaan dan kepatuhan ini terus ditingkatkan.
Edi
Sucipto juga menerangkan bahwa jumlah positif rapid-test ini memang menjadi
perhatian bersama. Menurutnya pengambilan rapid-test adalah upaya untuk melihat
kemampuan kekuatan imunitas tubuh terhadap serangan virus, yang hasilnya akan
kelihatan dalam waktu tujuh hari setelah kontak dengan pasien.
“Jadi
ketika rapid-test pertama negative, belum tentu bebas virus. Harus diulangi
lagi dengan rapid kedua setelah tujuh hari. Beda dengan swab test yang hasilnya
pasti namun prosesnya lama karena pemeriksaan laboratoriumnya baru bisa keluar
setelah 7 hingga 13 hari,” terang Edi Sucipto.
Lamanya
pemeriksaan lab PCR ini menurutnya karena jumlah lab terbatas. Di Jawa Tengah
sendiri, menurutnya hanya ada tiga yakni di Salatiga, Semarang dan Solo.
“Karena
yang antri sample swab test semakin menumpuk, maka antrian pun panjang. Padahal
kemampuan pemeriksaan lab nya sehari hanya 150 sample. Sedangkan pengiriman
sample sehari bisa 700 lebih. Saat ini Semarang dan Salatiga sudah ditutup
sementara karena sudah terlalu banyak sample yang masuk, guna menghindari
penumpukan sample. Yang masih buka tinggal Solo, kita dari Blora ngirim sample
nya ke Solo,” jelas Edi Sucipto. (prokompim | dmz-ib)
0 komentar:
Posting Komentar