![]() |
Salah satu dokumentasi presentasi masterplan Bandara Ngloram yang disampaikan Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo kepada Pemkab Blora. (foto: dok-ib) |
Mengingat tidak jauh
dari lokasi Lapangan Terbang (Lapter) Ngloram yang akan dikembangkan
menjadi Bandara terdapat jalur kereta api Jakarta-Surabaya.
Hal itu terungkap
ketika Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub RI, melalui
Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo bersama konsultan
mempresentasikan masterplan pembangunan Bandara Ngloram awal Juli
kemarin, tepatnya Kamis (5/7/2018) di depan Bupati Blora dan sejumlah
pejabat dari instansi terkait, tim percepatan reaktivasi Bandara
Ngloram serta camat Cepu dan kepala desa Ngloram.
“Menurut rencana dalam pengembangan
nanti terminal Bandara Ngloram dibangun tak jauh dari stasiun kereta
api Kapuan. Oleh karena itu lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan
terminal tersebut sudah harus mulai dipersiapkan oleh Pemkab,’’
ujar Pejabat Pembuat Komitmen Kementerian Perhubungan, Candra Jaya.
Sesuai rencana awal, pembangunan dalam
rangka pengaktifan kembali Bandara Ngloram akan dimulai tahun ini.
Diawali dengan pemagaran lahan aset bandara, penyusunan masterplan
dan perbaikan landasan pacu.
Pengembangan akan dilakukan tahun depan
dengan pembangunan apron, terminal dan perpanjangan landasan pacu
serta sejumlah fasilitas lainnya.
![]() |
Rapat presentasi masterplan pembangunan Bandara Ngloram di Pemkab Blora awal bulan kemarin. (foto: dok-ib) |
Bupati Djoko Nugroho menilai Bandara
Ngloram memiliki keistimewaan dibanding bandara lainnya di Indonesia.
Yakni dekat dengan stasiun kereta api yang ada di Desa Kapuan. Dengan
keistimewaan tersebut, Bandara Ngloram akan lebih mudah diakses oleh
masyarakat dari Blora atau dari luar daerah. Menurutnya, Pemkab akan
memberikan dukungan dengan pembangunan jalan akses menuju Bandara.
“Kalau memungkinkan jalan akses masuk
dan keluar akan dibuat satu arah sehingga bisa lebih tertib. Kami
meminta konsultan teknik dan tim dari kementerian mulai menyusun
kebutuhan lahan pengembangan Bandara Ngloram. Data tersebut akan
menjadi pegangan bagi Pemkab untuk pembebasan lahan,” ujar Bupati.
“Lahan-lahan mana yang diprioritaskan
untuk dibebaskan terlebih dahulu, itu yang harus difinalkan. Kita
akan membahasnya lagi di pertemuan berikutnya,’’ lanjutnya.
Djati Walujastono, anggota tim
percepatan reaktivasi Bandara Ngloram menuturkan, saat ini sudah
tersedia lahan di Bandara Ngloram sekitar 215.346 meter persegi.
Lahan tersebut telah dihibahkan oleh Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM) kepada Kementerian Perhubungan.
Lahan yang tersedia itu di antaranya
runway panjang 900 meter dan lebar 30 meter, taxiway sekitar panjang
150 meter dan lebar 23 meter, apron dan bekas tanah bangunan terminal
panjang 75 meter dan lebar 50 meter. Sedangkan tanah perpanjangan
runway masih tersedia panjang 1.650 meter dan lebar 110 meter. (muiz
| jo-ib)
0 komentar:
Posting Komentar