Sri Murtini menunjukkan sambel pecel buatannya yang kini banyak dipesan sebagai oleh-oleh para pemudik. (foto: dok-ib) |
Sri Murtini, salah satu penjual sambel
pecel di Pasar Relban Blora ketika ditemui Kamis pagi (14/6/2018) di
kiosnya, menyatakan bahwa setiap hari biasanya ia membuat sambel
pecel kering sebanyak 40 kilogram. Namun kini permintaan naik
sehingga harus membuat sambel pecel sampai 60 kg lebih.
“Sejak bulan puasa, pesanan mulai
bertambah. Puncaknya saat lebaran seperti ini banyak yang memesan
untuk oleh-oleh. Sehari bisa habis 60 kg lebih, daripada hari biasa
yang hanya melayani para penjual nasi pecel sekitaran Blora saja,”
kata Sri Murtini.
“Ada yang pesan 10 kg, ada yang 7 kg
dan lainnya. Kebanyakan dijadikan oleh-oleh ke Jakarta, Yogyakarta,
Bandung dan sebagainya. Meskipun permintaan naik, harganya tetap sama
Rp 30 ribu per kilogramnya. Saya gak mau aji mumpung untuk mencari
keuntungan,” lanjut Sri Murtini, yang sudah jualan sambel pecel
selama 14 tahun ini.
Ia mengaku bahwa sambel pecel kering
buatannya ini bisa bertahan hingga satu bulan jika disimpan di dalam
kemasan yang kedap udara.
“Sering saya kirim ke berbagai kota,
alhamdulillah tidak ada yang basi. Justru banyak yang tertarik
menjadi reseller,” ungkapnya.
Sambel pecel buatannya itu ia produksi
sendiri di rumah dengan dibantu beberapa tetangganya. Setiap hari ia
membeli puluhan kilogram kacang tanah dan cabai merah, maupun cabai
rawit serta bawang sebagai bumbu pelengkap.
“Yang bikin enak karena ada campuran
daun jeruknya jadi sambelnya seger. Pembeli nanti tinggal menyeduh
dengan air hangat di mangkuk, sambelnya sudah siap dinikmati,”
pungkasnya.
Evelin, salah satu pembeli sekaligus
pelanggan Sri Murtini, mengaku bahwa ia sudah beberapa kali membeli
sambel pecel di kios milik Sri Murtini.
“Sambelnya enak. Ini saya beli 7 kg
untuk dibawa ke Jakarta setelah lebaran nanti,” ucap Evelin.
(res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar