Tradisi manten tebu dilaksanakan sebagai awal musim giling 2018 di Pabrik Gula PT GMM Bulog, Rabu (9/5/2018) kemarin. (foto: dok-ib) |
Sepuluh pasang tebu sebagai simbol tebu
laki-laki dan tebu perempuan diarak oleh pasangan muda-mudi berbusana
pengantin. Turut memeriahkan berisan karyawan PG, petani tebu dan
kelompok kesenian Barongan. Manten tebu itu diarak memasuki kawasan
pabrik untuk kemudian didoakan bersama agar selama musim giling
diberikan kelancaran dan keselamatan.
Selanjutnya tebu diserahkan kepada
pihak pabrik untuk dimasukkan ke mesin penggilingan sebagai awal
musim giling 2018.
Direktur Utama (Dirut) PT. GMM Bulog,
Rachmat Pambudy, menyampaikan bahwa tradisi manten tebu kali ini
merupakan wujud syukur petani yang mulai masa panen tebu untuk
kemudian diserahkan kepada pabrik agar segera digiling dan
menghasilkan gula.
“Tradisi masyarakat harus tetap kami
lestarikan, karena ini merupakan kearifan lokal. Untuk gilingnya
dimulai Kamis (10/5/2018) pukul 10.00 WIB dengan harapan bisa
mencapai rendeman 10. Giling sendiri diperkirakan akan berlangsung sampai 5 bulan kedepan,” ucapnya.
Tradisi arak-arakan manten tebu
tersebut juga disaksikan sejumlah tamu undangan seperti Bupati Djoko
Nugroho, pimpinan Bulog, jajaran Forkopimda dan ratusan petani tebu
dari berbagai kelompok petani tebu Kabupaten Blora, Rembang dan
sekitarnya. (res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar