Penajaman kerjasama itu, menurut Kabag
Humas dan Protokol Setda Kabupaten Blora, Hariyanto SIP, M.Si
dilakukan dalam sebuah kegiatan penandatanganan Surat Perjanjian
Kerja Sama (PKS) pada Sabtu, 5 Mei 2018 lalu di Kampus IPB Bogor.
“Penandatanganan Surat Perjanjian
Kerja Sama dilakukan antara Fakultas Ekonomi dan Managemen (FEM) IPB
bersama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan
dan Perikanan, serta Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten
Blora.,” ucap Hariyanto, SIP, M.Si, Selasa (15/5/2018).
Saat itu, menurutnya Tim Pemkab Blora
dipimpin oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Setyo Edy SH, M.Hum,
diikuti Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ir. Reni
Miharti, M.Agr.Bus; Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Ir. Wahyu
Agustini SE, M.Si; serta Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Blora, Ir. Maskur, MM.
Kerjasama ini merupakan upaya untuk
mewujudkan program-program aksi pengembangan agribisnis Blora yang
inklusif dan berkelanjutan.
“Melalui kegiatan penandatanganan PKS
ini, pihak IPB ingin mengeratkan kerjasama antara Kabupaten Blora dan
IPB, terlebih dalam sektor pertanian di Blora yang memiliki potensi
besar namun belum dapat dikembangkan optimal,” lanjutnya.
Dikethui bersama, Kabupaten Blora
memiliki potensi peternakan dengan peringkat nomor dua di Indonesia
dan ini adalah peluang besar untuk dapat dikembangkan. IPB nantinya
akan memfasilitasi dalam bentuk pembekalan untuk mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Manajemen (FEM) secara umum dan ada juga pembekalan
secara khusus yang akan diberangkatkan ke Kabupaten Blora dalam waktu
dekat dalam bentuk KKN-T yang menjadi ciri khas IPB dengan memberikan
beberapa program untuk pengembangan potensi agribisnis yang ada di
Blora.
“Pihak IPB menyadari bahwa teknis
untuk pelaksanaan program kerjasama ini membutuhkan
departemen-departemen teknis lainnya, seperti kolaborasi Fakultas
Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknologi Pertanian, dan
Sekolah Bisnis. Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB akan
mendukung agar Perjanjian Kerja Sama ini berjalan dengan baik dan
PKHT siap membantu dalam penyediaan sumberdaya manusianya,” lanjut
Hariyanto SIP, M.Si.
Sebelum penandatanganan surat
perjanjian kerjasama, juga dilaksanakan diskusi pengembangan
peternakan melalui penyediaan pakan yang berkualitas dan murah
bersama pakar Ilmu Nutrisi dari Fakultas Peternakan IPB, yakni Prof.
Nachrowi.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Blora, Ir. Wahyu Agustini, SE, M.Si menyampaikan bahwa
pihaknya sangat mengharapkan bantuan program kerjasama yang saling
menguntungkan untuk mengembangkan potensi ternak sapi potong di Blora
yang populasinya 231.045 ekor. Angka ini tertinggi di Jawa Tengah.
Disamping itu, menurut Hariyanto SIP,
M.Si juga dilaksanakan diskusi pengembangan pasca panen produk
agribisnis unggulan Blora antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
bersama PKHT IPB.
“Peserta diskusi dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Blora diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan, Ir. Reni Miharti, M.Agr.Bus, dan Kepala Bidang
Hortikutura Pujiariyanto, S.Hut, M.Eng, sedangkan dari Institut
Pertanian Bogor diwakili oleh Pakar Pasca Panen Pertanian Prof. Aris,
Dr. Awang, Netty dan Nekman,” terangnya.
Dalam diskusi disampaikan bahwa
Kabupaten Blora menjadi salah satu Kabupaten yang ditunjuk oleh
Kementerian Pertanian sebagai daerah penghasil tujuh komoditas utama
yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Daging, Gula, Cabe Merah dan Bawang
Merah.
Ada beberapa kendala yang dialami
petani di Kabupaten Blora, sehingga berpengaruh terhadap
kesejahteraan petani, diantaranya pada saat panen raya harga
komoditas pertanian sangat rendah, sementara daya simpan beberapa
komoditas sangat singkat seperti buah, cabe dan sayuran lainnya. Oleh
sebab itu diperlukan suatu teknologi untuk memperpanjang masa simpan
komoditas ataupun untuk penanganan pasca panen lainnya
“Menurut Pakar pasca panen IPB, Prof. Aris menyatakan bahwa masa simpan masing-masing komoditas berbeda-beda tergantung varietasnya. Oleh sebab itu perlu peninjauan lapangan dan uji laboratorium mengenai komoditas yang hendak disimpan,” lanjutnya.
“Menurut Pakar pasca panen IPB, Prof. Aris menyatakan bahwa masa simpan masing-masing komoditas berbeda-beda tergantung varietasnya. Oleh sebab itu perlu peninjauan lapangan dan uji laboratorium mengenai komoditas yang hendak disimpan,” lanjutnya.
Sementara untuk penanganan pasca panen
lainnya disarankan untuk menggunakan Vacuum Frying untuk mengolah
beberapa jenis komoditas menjadi makanan siap saji yang berdaya
simpan lama. Selain itu juga disarankan untuk dibuat Puree dari
komoditas buah dan sayuran.
Pada kesempatan itu juga disampaikan
bahwa Kabupaten Blora akan mendapatkan bantuan berupa Percontohan
Kebun Durian seluas 1 s/d 2 Ha dan Percontohan Kebun Benih
Buah-buahan seluas 5.000 m2 dari Kemenristekdikti yang merupakan
tindak lanjut dari kunjungan Menristekdikti pada awal tahun ini. (hms | jo-ib)
0 komentar:
Posting Komentar