![]() |
Bu Sri sedang menakar sambel pecel kering yang laris dibeli pemudik untuk oleh-oleh. (foto: rs-infoblora) |
Salah satunya Bu Sri (38) penjual sambel
pecel kering di gerbang masuk pasar rel Jl.MR Iskandar ini setiap harinya bisa
menghabiskan 50 kg lebih, padahal pada hari biasa hanya bisa menjual sambel
pecel sebanyak 20 kg.
“Setiap lebaran pasti permintaan
meningkat mas. Banyak yang beli untuk oleh-oleh dibawa pulang ke Jakarta,
Bandung, Surabaya dll. Rata-rata mereka adalah warga Blora yang merantau. Agar
tetap bisa menyantap enaknya pecel khas Blora, jadi beli sambel kering. Sedangkan
sayurannya bisa dibeli di kota perantauannya. Soalnya sambel pecel Blora itu
beda dengan daerah lain,” ujar Sri, penjual sambel asal Dukuh Kajangan
Kelurahan Sonorejo ini.
Selain itu, menurut Sri juga ada warga
Blora yang merantau dan buka warung pecel di perantauan. Setiap bulan dirinya
rutin mengirimkan paket sambel pecel ke pelanggan nya tersebut melalui jasa
pengantaran barang.
“Saya jamin sambel pecel kering buatan
saya bisa tahan hingga sebulan mas. Apalagi kalau dimasukkan kulkas bisa lebih
awet lagi,” lanjut Sri, Jumat (8/6) kemarin.
Adapun harga per kilogram nya ia jual Rp
30 ribu. “Harga kacang tanah naik mas, cabe juga naik. Rp 30 ribu itu sudah pas.
Saya bisa layani pembelian minimal seperempat kilogram. Ini saja kalau siang
habis, sorenya bikin sambel lagi. Banyak juga pembeli yang datang ke rumah,”
terang Sri.
Sementara itu Damiati salah satu pemudik asli
Todanan Blora yang kini tinggal di Jakarta Selatan mengaku beli sambel pecel kering
hingga 12 kilogram untuk oleh-oleh. “Kemarin awalnya beli 2 kg, ternyata enak.
Jadi beli lagi 5 kg dan 5 kg lagi untuk oleh-oleh. Di Jakarta jarang ada pecel,
apalagi sambel yang enak seperti ini,” ujar Damiati.
“Kalau saja ada yang jualan sambel pecel
kering secara online pasti laris mas,” harapnya sambil tersenyum.
(rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar