![]() |
Salah satu warga sedang memeriksa meteran jaringan gas di rumahnya. Meski sudah terpasang sejak beberapa tahun lalu, hingga kini aliran gas belum juga dialirkan. (foto: ag-infoblora) |
Pasalnya menurut Edy
Sukamto Direktur PT.PGN Semarang yang mengelola program tersebut, menyatakan
bahwa pasokan gas dari Central Processing Plant (CPP) PPGJ di Desa Sumber masih
belum bisa dilakukan. “PT.PGN akan terus mengusahakan dan bisa terealisasi di
bulan Maret,” kata Edy Sukamto, kemarin.
Menurutnya,
sesuai rencana awal program city gas di Blora memang akan diawali di 700-800
sambungan rumah (SR) di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan namun karena gas belum
bisa disalurkan, maka target selanjutnya pada bulan Maret.
Dalam
sosialisasi revitalisasi jaringan city gas di kantor Pemkab Blora belum lama
ini, pihak PGN menyatakan perkiraan harga gas city gas per meter kubik (setara
1 kg) berkisar Rp 3.000-Rp 4.000.
Angka
tersebut diklaim lebih rendah dibanding gas elpiji yang per meter kubiknya
sekitar Rp 6.000. Warga meminta nominal biaya yang dikeluarkan setiap bulannya
tergantung pada berapa banyak pemakaian gas. Namun PGN merencanakan pemakaian
gas minimal 10 meter kubik dan maksimal 50 meter kubik.
Selain
di Desa Sumber, city gas akan dilaksanakan akhir tahun ini di Desa Mojorembun
Kecamatan Kradenan, Desa Wado, Desa Kemantren, Desa Pulo dan Desa Tanjung
Kecamatan Kedungtuban serta Desa Kapuan Kecamatan Cepu. Di tahap awal, sebanyak
4.000 SR menjadi sasaran program Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)
tersebut. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar