Sri Rahayu Kepala BPBD Kabupaten Blora. (foto: tq-ib) |
Untuk mengantisipasi kejadian bencana alam tersebut,
BPBD Blora sedang mempersiapkan 6 posko kewaspadaan bencana alam di 6 kecamatan
yang dianggap memiliki potensi kebencanaan paling besar.
“6 posko akan kami dirikan di 6 kecamatan yang rawan
bencana alam saat musim hujan, seperti Cepu, Kedungtuban, Kradenan,
Randublatung, Kunduran dan Todanan,” kata Sri Rahayu, Kepala BPBD Kabupaten
Blora, Selasa (1/12).
Ia menjelaskan untuk wilayah Kecamatan Cepu,
Kedungtuban dan Kradenan merupakan daerah rawan banjir bandang dan tanah
longsor terutama di wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo. Sementara itu
Kecamatan Randublatung juga sama rawan tanah longsor di sepanjang DAS anak
sungai Bengawan Solo.
Sedangkan Kecamatan Kunduran memiliki potensi bahaya
angin puting beliung yang bisa merobohkan rumah warga. Selain itu juga banjir
bandang di wilayah DAS Sungai Lusi. Kecamatan Todanan juga berpotensi tinggi
bencana tanah longsor mengingat kontur wilayahnya sebagian besar berupa
perbukitan.
“Pendirian posko ini tidak lain untuk memaksimalkan
layanan kepada masyarakat di daerah rawan bencana alam agar penanganannya bisa
lebih cepat dan terjangkau petugas dengan baik. Kami juga sudah menyiapkan
banyak tenaga relawan untuk antisipasi penanganan bencana alam,” lanjut Sri
Rahayu.
Sebelumnya BPBD Blora juga telah melaksanakan
pelatihan penanganan bencana alam di wilayah rawan seperti yang dilakukan di
Kedungtuban dan Kradenan belum lama ini. Hal tersebut ditujukan untuk membekali
warga masyarakat tentang apa saja yang harus dilakukan jika terjadi situasi
darurat bencana.
“Dengan persiapan menghadapi musim hujan yang maksimal
ini, semoga saja tidak akan banyak bencana alam yang terjadi di Kabupaten
Blora. Waspada itu harus, namun berdoa agar bencana tidak terjadi di wilayah
kita juga sebuah kewajiban,” pungkasnya. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar