Anggota MPR RI (DPR dan DPD) sosialisasikan 4 pilar kebangsaan dalam pentas wayang kulit di Alun-alun Blora. |
Dalam acara tersebut ada 5 anggota MPR RI yang hadir di Alun-alun
Blora, diantaranya H Bambang Sadono SH MH sebagai ketua kelompok DPD di MPR RI,
Drs Fadholi sekretaris Fraksi Partai Nasdem MPR RI, Hj Sri Wulan SE anggota
MPR-RI Fraksi Gerindra, Drs H Guntur Sasono Msi ketua Fraksi Partai Demokrat
DPR RI, dan terakhir Dr H M Gamari anggota DPR RI Fraksi PKS.
Saat sesi limbukan wayang kulit dengan lakon Wahyu Makuto Rama yang
dimainkan Ki Dalang Kondang Sigit Ariyanto, semua anggota MPR RI didampingi
Bupati Blora Djoko Nugroho naik panggung untuk memberikan sosialisasi kepada
warga masyarakat yang malam itu memenuhi Alun-alun.
Pada kesempatan tersebut, H Bambang Sadono SH MH menjelaskan bahwa kita
sebagai warga Negara Indonesia harus bisa menerapkan 4 pilar kebangsaan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. “Empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jangan hanya dihafal saja, namun
harus dihayati dan diterapkan. Dengan begitu keberlangsungan negara ini akan
tetap langgeng dan tidak ada perpecahan dan pertikaian antar golongan,” jelas
Bambang Sadono.
Sementara itu Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Drs H Guntur Sasono
juga mengimbau agar warga Blora tetap bersatu dalam bingkai NKRI, menghargai
keberagaman, keamanan dan selalu menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945
sebagai dasar negara dan dasar hukum Negara Indonesia.
“Negara kita terdiri dari banyak pulau, banyak suku, beragam bahasa dan
agama. Jika perbedaan ini tidak dijaga dengan terus mengamalkan Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika maka Indonesia tidak akan bisa aman dan damai. Kita
sebagai warga yang baik harus terus menerapkan Pancasila, UUD, Bhinneka Tunggal
Ika dan NKRI. Kita Indonesia yang ber Bhinneka Tunggal Ika, bukan negara atas nama
agama atau golongan,” ungkap Guntur Sasono.
Dia juga mengingatkan kejadian terbakarnya masjid di Tolikara Papua
beberapa waktu lalu merupakan ujian bagi Indonesia. Adanya peristiwa itu
menguji Kebhinnekaan Tunggal Ika dan NKRI. Sebagai warga yang bijak, jangan
mudah percaya dengan isu-isu perpecahan yang muncul. Kita harus menelaah lebih
jauh terhadap peristiwa itu agar Indonesia tetap aman dan damai dalam bingkai
NKRI.
Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan pemberian hadiah kepada para
penonton yang bersedia naik panggung untuk mengucapkan sila-sila Pancasila
sebagai dasar negara. Kemudian pertunjukan wayang kulit dilanjutkan Ki Dalang Sigit
Ariyanto sampai Sabtu dini hari pukul 03.15 WIB. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar