![]() |
Warga Kecamatan Kradenan Blora perbatasan Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro memanfaatkan waktu sore jelang berbuka dengan naik perahu di Bengawan Solo. |
Setelah
seharian disibukkan dengan pekerjaan, mereka mengisi waktu jelang berbuka puasa
dengan menaiki perahu di Bengawan Solo sambil menikmati pemandangan sore sungai
terpanjang di Pulau Jawa ini saat pulang menuju rumah.
Memang
kebanyakan warga di ujung selatan Kabupaten Blora ini sering menggunakan perahu
untuk aktifitas sehari-hari karena tidak adanya jembatan penghubung. Terlebih
saat bulan ramadhan seperti ini banyak warga yang memanfaatkan naik perahu
untuk ngabuburit menanti buka puasa.
“Sore
ini saya pulang kerja, dari seberang wilayah Kabupaten Bojonegoro untuk menuju
rumah di Desa Medalem Kecamatan Kradenan ya hanya ini akses satu-satunya naik
perahu. Sore-sore seperti ini lebih ramai yang memanfaatkan perahu, selain
untuk transportasi juga untuk sekedar menikmati suasana sore di Bengawan Solo
yang kini telah surut,” jelas Andi, salah satu warga Medalem, Rabu (8/7).
Hal
yang sama dikemukakan Fitri, warga Desa Menden Kecamatan Kradenan. Ia sering
datang ke tepi Bengawan Solo untuk menikmati suasana sore jelang berbuka. “Saya
bersama anak saya sering jalan-jalan sore di tepi Bengawan Solo ini. Nonton
aktifitas penyeberangan dengan naik perahu tradisional,” ungkapnya.
Sudah
lama wilayah ini memang diketahui minim akses transportasi. Untuk menuju
wilayah seberang dari Kecamatan Kradenan Blora ke Kecamatan Ngraho Bojonegoro
harus menggunakan perahu tradisional, karena belum adanya jembatan. Sudah
sering pihak desa mengajukan pembangunan jembatan ke pemerintah namun hingga
saat ini belum ada jawaban pasti. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar