BLORA. Kebijakan Bupati Blora Djoko Nugroho melalui Dinas Perhubungan
Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) bersama Persatuan
Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kab.Blora yang mencanangkan pagelaran Wayang
Kulit Selapanan, yakni sebulan sekali melaksanakan pentas wayang kulit dalang
lokal mendapatkan berbagai apresiasi positif dari berbagai kalangan.
Salah satunya pelawak kondang dari Madiun, H.Sakirun atau yang lebih
tenar dengan nama Kirun ikut mengapresiasi agenda rutin wayangan yang
diselenggarakan setiap malam Jumat Pon di Pendopo Kabupaten Blora ini. Hal
tersebut ia sampaikan saat tampil mengisi wayang malam Jumat Pon di Pendopo
Kabupaten pada Kamis (28/5) lalu.
“Saya bingung saat dihubungi utusan Bupati Blora untuk tampil menghibur
masyarakat dalam pentas wayang kulit di pendopo ini. Biasanya Bupati memanggil
saya saat keperluan acara hari jadi kabupaten, agustusan atau pentas akhir
tahun. Eh ndak tahunya malah wayangan rutin malam Jumat Pon. Ini diluar dugaan
saya, ternyata di Blora ada wayangan setiap bulan di pendopo,” kata Kirun.
“Ini merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah daerah dalam
melestarikan seni budaya di tanah jawa, khususnya dunia pewayangan. Selama ini
banyak pemerintah daerah hanya berpidato untuk melestarikan seni budaya.
Lestarikan wayang..!! Lestarikan wayang..!! Tetapi jarang menggelar pementasan
wayang. Beda dengan Blora yang lebih dahulu sudah kali ketujuh menggelar
wayangan rutin. Ini perlu menjadi contoh untuk pemerintah daerah lain,”
tambahnya.
“Kebetulan Ketua PEPADI Pusat kemarin yang terpilih dari Blora, dan
saya masih dalam kepengurusan PEPADI Pusat. Nanti akan saya usulkan ke
Pemerintah Pusat agar kebijakan Bupati Blora ini bisa ditiru para bupati atau
kepala daerah lainnya yang ada di jawa agar dalam melestarikan seni budaya
lokal tidak hanya pidato, tapi aksi nyata,” lanjut Kirun.
Sementara itu Bupati Blora, Djoko Nugroho dalam kesempatan itu menyampaikan
bahwa seni budaya tradisional merupakan penegak kesatuan bangsa Indonesia. “Kesenian
tradisional adalah roh dan penyemangat bangsa. Dialah jatidiri bangsa
Indonesia, dengan kuatnya seni tradisi maka kesatuan dan rasa cinta tanah air
Indonesia semakin kuat dan tidak akan mudah goyah,” jelas Bupati yang akrab
dipanggil Kokok ini.
Adapun pagelaran wayang kulit rutin malam Jumat Pon kemarin menampilkan 3 dalang lokal sekaligus yakni dalang cilik Wismi Salman Abdillah bocah kelas IV SD Baitunnur Blora dengan lakon Anoman Duto, dalang dewasa Ki Budi Prayitno dan Ki Nursam Hadi dengan lakon Wahyu Topeng Waja Tumurun. Serta menampilkan 6 sinden-sinden lokal Blora yang diiringi paguyuban karawitan Among Raos Blora. (rs-infoblora)
Adapun pagelaran wayang kulit rutin malam Jumat Pon kemarin menampilkan 3 dalang lokal sekaligus yakni dalang cilik Wismi Salman Abdillah bocah kelas IV SD Baitunnur Blora dengan lakon Anoman Duto, dalang dewasa Ki Budi Prayitno dan Ki Nursam Hadi dengan lakon Wahyu Topeng Waja Tumurun. Serta menampilkan 6 sinden-sinden lokal Blora yang diiringi paguyuban karawitan Among Raos Blora. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar