Sejumlah pemain karawitan ibu-ibu dari Desa Jepangrejo mengiringi pentas seni tayub dalam rangka sedekah bumi desa setempat. (rs-infblora) |
BLORA. Upacara Sedekah bumi atau yang
sering dikenal dengan nama gasdeso di wilayah Blora dan sekitarnya merupakan
tradisi tahunan yang digelar masyarakat di suatu desa secara rutin setiap
tahun. Tradisi ini sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas karunia
kesuburan dan hasil alam yang melimpah serta keselamatan.
Seperti yang dilakukan warga Desa
Jepangrejo Kecamatan Kota Blora pada hari Jumat (29/8) ini. Mereka
berbondong-bondong membawa makanan hasil bumi dan berkumpul di lapangan desa
dekat sungai dan sumur yang disimbolkan sebagai sumber kehidupan. Berbagai
makanan dan jajanan merupakan wujud sedekah, berbagi dengan sesama warga yang
hadir.
Gunungan berisi makanan hasil bumi dikirab keiling desa, sebelum didoakan dan disedekahkan kepada warga. (rs-infoblora) |
Sebelum dimulai, Jumat pagi sekitar
pukul 08.30 WIB, tradisi sedekah bumi ini diawali dengan kirab gunungan yang
berisi makanan dan jajanan dari warga serta perangkat desa dari rumah Bapak
Suntoyo, seorang tokoh budaya di Desa Jepangrejo, yang juga Kepala Bidang
Kebudayaan pada Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan
Informatika (DPPKKI) Blora.
Kirab diikuti Kepala Desa Jepangrejo,
Bapak Suparlan dan semua perangkat, warga, para pemuda dan iring-iringan
gunungan. Menempuh rute sekitar 1 kilometer menuju lapangan sumur desa setempat
dengan diiringi kelompok drumband SDN Jepangrejo, seni barongan serta grup
hadroh.
Pertunjukan seni barongan menyedot antusias penonton di acara sedekah bumi Desa Jepangrejo. (rs-infoblora) |
Ribuan warga pun tak mau ketinggalan
menyaksikan iring-iringan kirab tersebut hingga ke lapangan sumur, lokasi
puncak tradisi sedekah bumi Desa Jepangrejo. Di lokasi tersebut telah didirikan
tenda pementasan seni tayub sebagai hiburan warga setelah upacara bancaan
gunungan selesai dilaksanakan.
Kepala Desa Jepangrejo, Suparlan
mengungkapkan bahwa acara ini telah lama dilaksanakan secara rutin setiap tahun
di desanya. Semua warga secara ikhlas bergotong royong , membaru menjadi satu
demi suksesnya tradisi sedekah bumi ini.
“Ini merupakan bentuk rasa syukur warga
desa atas limpahan rahmat, karunia Nya yang telah diberikan untuk Desa Jepangrejo
berupa kesuburan tanah, hasil panen yang baik, keselamatan dan jauh dari
pagebluk penyakit,” kata Kades Suparlan.
Untuk menyemarakkan tradisi ini, pihak
desa menampilkan kesenian joged tayub dan seni barongan sebagai hiburan warga.
Acara ini juga dimanfaatkan sejumlah pedagang kali lima untuk mencari rejeki
dengan mendirikan tenda dan lapak jualan di sekitar lokasi hiburan.
Sesampainya di lapangan, sambil menunggu
persiapan bancakan. Seni barongan Desa Jepangrejo untuk gigi, beratraksi di
depan ribuan warga desa. Pertunjukan ini seketika membuat warga membentuk
lingkaran besar mengelilingi lokasi pertunjukan barongan yang merupakan
kesenian khas Blora.
Salah satu gunungan berisi tumpeng makanan hasil bumi didoakan sesepuh desa, sebelum dibagikan kepada semua warga. (rs-infoblora) |
Supardi, salah seorang warga Jepangrejo
mengungkapkan bahwa acara yang paling ditunggu-tunggu adalah rebutan gunungan
makanan setelah didoakan sesepuh desa. “Sejumlah gunungan yang ada nanti akan
diberikan secara gratis kepada semua warga yang datang, baik warga Jepangrejo
maupun warga desa lain yang ikut menyaksikan tradisi ini,” kata Supardi.
Warga Desa Jepangrejo rebutan makanan hasil bumi dari gunungan yang dibungkus daun jati. (rs-infoblora) |
Tak selang lama setelah sesepuh desa
selesai membacakan doa, sejumlah gunungan yang tadi diarak dalam kirab sekejap
habis diperebutkan warga yang hadir yang sebagian besar merupakan ibu-ibu. Usai
rebutan gunungan, acara dilanjutkan dengan pentas tayub seusai sholat jumat.
(rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar