Home » , » Butuh Kajian Mendalam Mewujudkan Kampung Samin Sebagai Wisata Unggulan Blora

Butuh Kajian Mendalam Mewujudkan Kampung Samin Sebagai Wisata Unggulan Blora

infoblora.id on 11 Agu 2014 | 01.30

Seorang wisatawan berfoto di depan Pendopo Kampung Samin Karangpace Desa Klopoduwur Kec.Banjarejo Blora.
BLORA. Komunitas Godhong Djati Blora menyarankan gagasan Pemkab yang berobsesi mewujudkan Kampung Samin Karangpace Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo sebagai wisata unggulan tidak hanya sekedar slogan dan bisnis pariwisata semata, tetapi diperlukan banyak kajian dan jajak pendapat warga sehingga tidak menyurutkan esensial keaslian dan pandangan tentang Saminisme.

“Kampung Karangpace itu sebagai salah satu bagian konservasi budaya, jadi esensialnya harus jelas, jangan sampai menyimpang dari konsep-konsep yang diyakini oleh Sedulur Sikep. Kalau sebagai kawasan wisata religi, itu lebih bisa dipahami. Butuh dikaji lebih spesifik untuk mewujudkan sebagai wisata unggulan,” kata salah satu anggota Komunitas Godong Jati Blora, Muda Prasetya, Minggu (10/8).

Dijelaskan oleh Muda Prasetya, ide dan gagasan mewujudkan kampung Samin Klopodhuwur sebagai wisata sudah lama dilontarkan, akan tetapi karena ada indikasi yang menurutnya kurang bisa diterima, membuat komunitas itu tidak berani “neko-neko” untuk terus mensosialisasikan.

Jika sebagai kawasan wisata religi, menurut dia, setuju misalnya diadakan rutin seperti ‘haul’ Mbah Engkrek atau kegiatan yang menarik perhatian publik.

“Persoalannya, saya amati sudah banyak campur tangan dari sejumlah pihak yang justru bukan langsung dari keturunan Mbah Engkrek (penerus ajran Samin Surosentiko), yang indikasinya cenderung pada bisnis Saminisme. Jadi yang dimaksud wisata unggulan itu yang bagaimana ? Apa didirikan tempat khusus, yang justru mengundang orang atau remaja, misalnya malah berpacaran di tempat itu ? Pemkab harus lebih bisa memilahkan antara wisata religi dan trade mark wisata unggulan,” tegasnya.

Pihaknya setuju jika di kampung Samin Klopoduwur sebagai kajian studi wisata budaya dengan nara sumber asli keturunan Sedulur Sikep setempat, bukan pihak-pihak lain yang mengatasnamakan warga Karangpace.

Boleh jadi, kata dia, di antaranya dengan membangun tempat pertemuan atau penginapan untuk wisatawan, bila perlu memasang jaringan IT  dan menjadikan kawasan hot spot area sehingga  pengunjung bisa posting  atau apload hasil wawancara atau diskusi langsung pada nara sumber yang bersangkutan.

“Itu sebuah kebanggaan. Hemat saya itu menjadi lebih menarik untuk mensosialisasikan, terutama bagi kalangan pelajar dan mahasiawa,” tandasnya.

Jika ada yang mengobsesikan pemberdayaan warga Karangpace, seperti mengikutkan pelatihan membatik atau lainnya, kata dia, diniliai bisa diterima, tetapi harus dipikirkan kelanjutan pemasarannya sebab sudah banyak pengusaha batik Blora.

 “Jika ada wisatawan yang menginap maka disuguhkan kuliner ala warga setempat. Dan yang perlu segera dibenahi dan disediakan adalah MCK yang memadai,” katanya.

Lasio, tokoh Sikep Klopodhuwur, saat diminta konfirmasi menjelaskan bahwa sikap dhemen becik, rukun dan seger waras memiliki banyak makna penjabaran pada hakekat kehidupan manusia, sehingga dia mengisyaratkan bahwa Sedulur  Sikep Karangpace bukanlah bahan tontonan melainkan sebagai salah satu ‘konsep’ tuntunan hidup dari ajaran Samin Surosentiko. (rs-infoblora | Tg-DPPKKI Blora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved