Pages

19 Jul 2014

Turis Jerman Asik Menikmati Wisata Kereta Uap “Loko Tour Cepu” Kab.Blora


Kereta tua buatan Jerman tahun 1928 yang menjadi daya tarik wisata loko tour di Kecamatan Cepu, Kab.Blora. (rs-infoblora)
BLORA. Rombongan turis mancanegara dari Jerman, Jumat pagi (18/7) kemarin mendatangi bengkel traksi kereta uap loko tour di Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Mereka ingin menikmati wisata naik kereta uap buatan Jerman yang hingga kini masih bisa berjalan dan hanya ada di Indonesia khususnya Kabupaten Blora ini.

Dhiedhi, salah satu anggota rombongan turis mengaku terkesima dan senang masih bisa menjumpai bahkan ikut naik kereta uap tua buatan nenek moyangnya itu. “Di Jerman semua kereta uap sudah masuk museum, sudah tidak ada yang bisa jalan. Asyiknya di Indonesia masih terawat dengan baik. Ini nostalgia bagi kami ,” ungkapnya, jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Mereka sengaja tidak mempergunakan gerbong penumpang yang sudah disediakan, tetapi menggunakan rangkaian kereta pengangkut kayu sesuai fungsi aslinya. Sehingga semua turis naik di rangkain terbuka jadi satu dengan rangkaian pengangkut kayu jati.

Dengan mengambil start dari bengkel traksi Ngelo, kereta uap buatan tahun 1928 yang dinamakan lokomotif Bahagia ini berjalan menuju Bergojo Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora yang berjarak sekitar 10 km. Suara cerobong uap kereta yang keras “nguuuk... nguuuk..” setiap mendekati persimpangan jalan dan semburan asap tebal keluar dari cerobong menjadikan daya tarik tersendiri bagi para turis mancanegara. Seolah kita kembali hidup di akhir abad 19.

Rombongan turis mulai menaiki rangkaian lokomotif tua. (rs-infoblora)
15 turis Jerman dan 1 turis Australia yang mengikuti wisata loko tour ini tampak asik mendokumentasikan jalannya kereta menggunakan kameranya masing-masing. Setiap titik pemberhentian, semua turis turun dari kereta dan mengambil gambar kereta yang sedang berjalan. Sepanjang perjalanan ada 4 titik pemberhentian, yakni di TPK Batokan, Jembatan Besi Ngroto, Pengisian Air Lokomotif di Desa Biting dan Bergojo di Desa Brabowan.

Kereta uap  “Loko Tour Cepu” memang sudah dikenal sebagai salah satu icon wisata di Kabupaten Blora. Lokomotif kereta tua buatan Jerman tahun 1928 ini hingga kini masih terawat dengan baik dan dikelola oleh Perhutani KPH Cepu.

Awalnya sekitar tahun 1940’an lokomotif kereta ini digunakan untuk mengangkut kayu jati hasil tebangan dari tengah hutan ke tempat penimbunan kayu (TPK), karena dahulu masih belum ada truk pengangkut kayu dari tengah hutan. Namun kini fungsi tersebut digantikan dengan truk-truk kayu sehingga lokomotif tua ini hanya difungsikan sebagai wisata kereta tua oleh Perhutani KPH Cepu.

Rombongan turis Jerman yang kemarin menikmati wisata kereta tua "Loko Tour Cepu" Kabupaten Blora. (rs-infoblora)
Lulus Tri Laksono, tokoh masyarakat Cepu sekaligus pemerhati loko tour menjelaskan, bahwa di Perhutani KPH Cepu ada 4 lokomotif tua buatan Jerman. “Empat lokomotif tua itu bernama Tujuhbelas, Agustus, Maju dan Bahagia. Jaman dulu mau diberi nama Tujuhbelas, Agustus, Maju, Merdeka tidak jadi karena masih ada kependudukan Belanda. Sehingga nama Merdeka diganti dengan Bahagia,” ungkap Lulus.

Untuk lokomotif Tujuhbelas dan Agustus sudah tidak aktif dan ada di dalam garasi. Dulu pernah memakan banyak korban saat jaman pergerakan perang Kemerdekaan. Sedangkan lokomotif Maju kini dipajang di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. “Yang masih aktif jalan hanya lokomotif Bahagia,” kata Lulus menambahkan.

Perhutani terus berusaha mempertahankan keaslian lokomotif kereta tua kebanggan warga Kabupaten Blora ini. Operasionalnya benar-benar masih seperti aslinya. Menggunakan bahan bakar  kayu jati dan air yang menghasilkan uap panas untuk menggerakkan mesin lokomotif.  “Perlu beberapa meter kubik kayu jati untuk menjalankan kereta ini, dan harus dalam titik panas (stem) yang stabil agar jalannya bisa lancar,” ungkap Lulus.

Disinilah peran seorang stoker menjadi penting sebagai pengendali titik panas mesin uap dan terus mengontrol keadaan bara api dari pembakaran kayu jati.  Stoker  pun harus mengendalikan kecepatan laju lokomotif dan harus hafal medan. Sedangkan masinis hanya mengarahkan arah kereta.

Pak Karman, Stoker Loko Tour Cepu
Pak Karman, selaku stoker mengaku sudah puluhan tahun menggeluti profesi ini. “Banyak suka duka menjadi stoker mas. Sukanya kita merasa bangga menjadi satu-satunya orang yang bisa menjalankan kereta langka ini, dukanya ya selalu merasa panas karena di dalam lokomotif berhadapan langsung dengan tungku pembakaran kayu dan uap air bertekanan tinggi,” kata Karman, pria yang sudah berumur diatas 70 tahun ini.

Penikmat wisata loko tour ini kebanyakan turis mancanegara seperti Jerman, Belanda, Jepang, Australia dll.  Untuk wisatawan lokal jarang yang naik karena biaya operasionalnya cukup mahal mengingat banyaknya kayu jati yang digunakan sebagai bahan bakar, disamping itu mesin loko memerlukan oli khusus kereta tua yang harganya mahal.Sekali jalan pulang pergi bisa membutuhkan biaya berkisar 6-10 juta, tergantung pilihan paket yang diminta.

Kalaupun ada wisatawan lokal, biasanya berkelompok kurang lebih 50 orang menggunakan gerbong wisata yang disediakan. Sehingga biaya bisa lebih ringan dengan diusung bersama-sama.  (rs-infoblora)

2 komentar:

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.