![]() |
Kereta tua buatan Jerman tahun 1928 yang menjadi daya tarik wisata loko tour di Kecamatan Cepu, Kab.Blora. (rs-infoblora) |
BLORA. Rombongan turis mancanegara dari Jerman, Jumat pagi
(18/7) kemarin mendatangi bengkel traksi kereta uap loko tour di Kelurahan Ngelo,
Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Mereka ingin menikmati wisata naik kereta uap
buatan Jerman yang hingga kini masih bisa berjalan dan hanya ada di Indonesia
khususnya Kabupaten Blora ini.
Dhiedhi, salah satu anggota
rombongan turis mengaku terkesima dan senang masih bisa menjumpai bahkan ikut naik
kereta uap tua buatan nenek moyangnya itu. “Di Jerman semua kereta uap sudah
masuk museum, sudah tidak ada yang bisa jalan. Asyiknya di Indonesia masih
terawat dengan baik. Ini nostalgia bagi kami ,” ungkapnya, jika diterjemahkan
ke bahasa Indonesia.
Mereka sengaja tidak mempergunakan gerbong penumpang yang sudah disediakan, tetapi menggunakan rangkaian kereta pengangkut kayu sesuai fungsi aslinya. Sehingga semua turis naik di rangkain terbuka jadi satu dengan rangkaian pengangkut kayu jati.
Dengan mengambil start dari bengkel
traksi Ngelo, kereta uap buatan tahun 1928 yang dinamakan lokomotif Bahagia ini
berjalan menuju Bergojo Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora yang berjarak
sekitar 10 km. Suara cerobong uap kereta yang keras “nguuuk... nguuuk..” setiap
mendekati persimpangan jalan dan semburan asap tebal keluar dari cerobong menjadikan
daya tarik tersendiri bagi para turis mancanegara. Seolah kita kembali hidup di
akhir abad 19.
![]() |
Rombongan turis mulai menaiki rangkaian lokomotif tua. (rs-infoblora) |
15 turis Jerman dan 1 turis Australia yang mengikuti wisata
loko tour ini tampak asik mendokumentasikan jalannya kereta menggunakan
kameranya masing-masing. Setiap titik pemberhentian, semua turis turun dari
kereta dan mengambil gambar kereta yang sedang berjalan. Sepanjang perjalanan ada 4 titik pemberhentian, yakni di TPK Batokan, Jembatan Besi Ngroto,
Pengisian Air Lokomotif di Desa Biting dan Bergojo di Desa Brabowan.
Kereta uap “Loko Tour Cepu” memang sudah dikenal sebagai
salah satu icon wisata di Kabupaten Blora. Lokomotif kereta tua buatan Jerman
tahun 1928 ini hingga kini masih terawat dengan baik dan dikelola oleh
Perhutani KPH Cepu.
Awalnya sekitar tahun 1940’an lokomotif
kereta ini digunakan untuk mengangkut kayu jati hasil tebangan dari tengah
hutan ke tempat penimbunan kayu (TPK), karena dahulu masih belum ada truk
pengangkut kayu dari tengah hutan. Namun kini fungsi tersebut digantikan dengan
truk-truk kayu sehingga lokomotif tua ini hanya difungsikan sebagai wisata
kereta tua oleh Perhutani KPH Cepu.
![]() |
Rombongan turis Jerman yang kemarin menikmati wisata kereta tua "Loko Tour Cepu" Kabupaten Blora. (rs-infoblora) |
Lulus Tri Laksono, tokoh masyarakat Cepu
sekaligus pemerhati loko tour menjelaskan, bahwa di Perhutani KPH Cepu ada 4
lokomotif tua buatan Jerman. “Empat lokomotif tua itu bernama Tujuhbelas,
Agustus, Maju dan Bahagia. Jaman dulu mau diberi nama Tujuhbelas, Agustus,
Maju, Merdeka tidak jadi karena masih ada kependudukan Belanda. Sehingga nama
Merdeka diganti dengan Bahagia,” ungkap Lulus.
Untuk lokomotif Tujuhbelas dan Agustus
sudah tidak aktif dan ada di dalam garasi. Dulu pernah memakan banyak korban
saat jaman pergerakan perang Kemerdekaan. Sedangkan lokomotif Maju kini dipajang
di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. “Yang masih aktif jalan hanya lokomotif
Bahagia,” kata Lulus menambahkan.
Perhutani terus berusaha mempertahankan
keaslian lokomotif kereta tua kebanggan warga Kabupaten Blora ini.
Operasionalnya benar-benar masih seperti aslinya. Menggunakan bahan bakar kayu jati dan air yang menghasilkan uap panas untuk menggerakkan mesin lokomotif.
“Perlu beberapa meter kubik kayu jati untuk menjalankan kereta ini, dan
harus dalam titik panas (stem) yang stabil agar jalannya bisa lancar,” ungkap
Lulus.
Disinilah peran seorang stoker menjadi
penting sebagai pengendali titik panas mesin uap dan terus mengontrol keadaan
bara api dari pembakaran kayu jati.
Stoker pun harus mengendalikan
kecepatan laju lokomotif dan harus hafal medan. Sedangkan masinis hanya
mengarahkan arah kereta.
![]() |
Pak Karman, Stoker Loko Tour Cepu |
Pak Karman, selaku stoker mengaku sudah
puluhan tahun menggeluti profesi ini. “Banyak suka duka menjadi stoker mas.
Sukanya kita merasa bangga menjadi satu-satunya orang yang bisa menjalankan
kereta langka ini, dukanya ya selalu merasa panas karena di dalam lokomotif
berhadapan langsung dengan tungku pembakaran kayu dan uap air bertekanan
tinggi,” kata Karman, pria yang sudah berumur diatas 70 tahun ini.
Penikmat wisata loko tour ini kebanyakan
turis mancanegara seperti Jerman, Belanda, Jepang, Australia dll. Untuk wisatawan lokal jarang yang naik karena
biaya operasionalnya cukup mahal mengingat banyaknya kayu jati yang digunakan
sebagai bahan bakar, disamping itu mesin loko memerlukan oli khusus kereta tua
yang harganya mahal.Sekali jalan pulang pergi bisa membutuhkan biaya berkisar 6-10 juta, tergantung pilihan paket yang diminta.
Kalaupun ada wisatawan lokal, biasanya
berkelompok kurang lebih 50 orang menggunakan gerbong wisata yang disediakan.
Sehingga biaya bisa lebih ringan dengan diusung bersama-sama. (rs-infoblora)
Bagus mas tulisanya. :)
BalasHapussalam kenal :)
mantap
BalasHapus