BUMD Blora Bidik Produk Sulfur dan Kondensat di Proyek Pengembangan Gas Jawa Blok Gundih

Central Processing Plant (CPP) Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) di Desa Sumber Kec.Kradenan Blora. (rs-infoblora)

BLORA. Selain produk gas, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Blora Patra Energi (BPE) berharap bisa mendapatkan bagian untuk mengelola produk sulfur dan kondensat dalam Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ).

Bahkan pelaksana tugas (plt) Direktur Utama PT.BPE Christian Prasetya menyebut bahwa kondensat dan sulfur tersebut merupakan target bisnis utama perusahaan yang dia pimpin. "City Gas bukan fokus bisnis utama PT.BPE, yang jadi target bisanis utama ya sulfur, kondensat dan gas alokasi dari PPGJ," ucapnya.

Dalam PPGJ, Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP) melakukan pengeboran sumur gas di sejumlah lokasi di wilayah Blok Gundih Kecamatan Kradenan, Randublatung dan Kedungtuban Blora. Dalam pengeboran tersebut akan dihasilkan gas dan sejumlah produk lainnya. Gas yang dihasilkan digunakan untuk kebutuhan energi pembangkit listrik Tambaklorok Semarang. Dari sebagian kecil gas itu digunakan untuk program city gas. Melalui program itu masyarakat sekitar blok gundih akan mendapatkan gas dengan harga relatif murah untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menunjuk PT Pertamina Gas melalui anak perusahaan PT Pertagas Niaga sebagai pengelola jaringan gas (city gas) untuk rumah tangga. Rencananya Pertagas akan mengelola distribusi gas rumah tangga di 7 daerah se Indonesia, salah satunya Blora.

Dengan ditunjuknya Pertagas tersebut, berarti pengelolaan city gas di Blora tidak sepenuhnya dilakukan BUMD PT.Blora Patra Energi (PT.BPE). Namun, dalam pengelolaan distribusi gas pada program city gas tersebut, PT.Pertagas nantinya juga akan melibatkan BPE. Pertagas Niaga hanya bertindak sebagai penyalur gas (distributor) kepada masyarakat.

Tujuh daerah yang jaringan gas nya dikelola Pertagas Energi adalah Bogor, Cirebon, Subang, Blora, Ogan Ilir, Sidoarjo, dan Sorong. Ketujuh daerah tersebut sudah memiliki jaringan gas yang telah dibangun pemerintah pusat.

DI Blora, jaringan pipa gas telah dibangun sejak tahun 2013 lalu, yakni di kawasan ring satu Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ). Diantaranya di Desa Sumber dan Desa Mojorembun Kecamatan Kradenan, Desa Wado, Desa Kemantren, Desa Pulo dan Desa Tanjung Kecamatan Kedungtuban serta Desa Kapuan Kecamatan Cepu.

Program jaringan gas rumah tangga tersebut diberi nama City Gas. Di pengelolaan distribusi gas tersebut, nantinya BUMD PT.BPE nantinya akan dilibatkan antara lain dalam hal penyediaan sarana pembayaran pemakaian gas rumah tangga.

Christian Prasetya menegaskan, BUMD PT.BPE berusaha mendapatkan sulfur, kondensat dan gas dari PPGJ. Hanya saja menurutnya proses untuk mendapatkan bagian tersebut masih diusahakan. "Ini masih dalam proses. Semoga lancar dan dapat alokasi," ungkapnya.

Sementara terkait dengan program City Gas, menurut dia, BUMD bisa menjadi mitra produktif dengan Pertagas. Dia mengatakan dengan bermitranya BUMN Migas (Pertagas) dengan BUMD (PT.BPE) minimal akan diperoleh transfer pengetahuan, sehingga BUMD akan bisa berkembang lebih maju di masa yang akan datang.

"Pengelolaan jaringas gas di beberapa daerah di Indonesia juga sama melibatkan BUMD," katanya.

City gas akan dilaksanakan di Blora jika gas yang dihasilkan dalam PPGJ di Desa Sumber Kecamatan Kradenan sudah berproduksi. Direncanakan tahun ini gas yang diproduksi PPGJ akan mulai disalurkan. Pada tahap awal ada 4000 KK di desa-desa ring satu PPGJ yang mendapatkan fasilitas jaringan gas (City Gas). Saat ini persiapannya terus dilakukan, termasuk ijin pemasangan pipa gas yang melintasi rel kereta api dan jaringan pipa gas yang terhubung dengan Central Processing Plant (CPP) PPGJ Blok Gundih. (rs-infoblora | abdul muiz-suara merdeka)