Sedekah Bumi "Gas Deso" Sebuah Tradisi Yang Masih Lestari di Kabupaten Blora
 |
SEDEKAH BUMI : Warga Bangkle berkumpul di komplek makam Mbah Suntono pendiri desa untuk mengikuti kenduri sedekah bumi atau syukuran secara massal dengan membawa beraneka makanan. (foto: rs-infoblora) |
BLORA. Kabupaten
Blora adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten Blora
berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di utara,
Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah timur,
Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan di
barat. Separuh dari wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan.
Daratan rendah di bagian tengah umumnya merupakan area persawahan.
Sehingga pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Kabupaten
Blora.
Pnduduknya yang mayoritas masyarakat Jawa memang terkenal dengan beragam jenis tradisi
atau budaya yang ada di dalamnya. Begitu pula dengan Kabupaten Blora. Di
Kabupaten Blora ada tradisi sedekah bumi yang biasa di sebut “Gas Deso”
oleh masyarakat Blora merupakan suatu tradisi tahunan yang dilaksanakan
setelah panen atau ketika datang sasi selo (setelah bulan syawal) seperti saat ini.
 |
Jajanan pasar yang disediakan saat sedekah bumi |
Jadi antara desa yang satu dengan lainnya tidak sama
pelaksanaan sedekah buminya. Tergantung pada kapan desa tersebut
mengalami panen atau berdasarkan sejarah terjadinya desa. Sedekah bumi atau gas deso adalah wujud syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan berkah yang telah diberikan-Nya selama satu tahun.
Sedekah bumi atau gas deso biasanya disambut suka cita oleh masyarat.
Mereka merayakannya dengan membuat nasi tumpeng dan jajanan khas daerah
seperti dumbeg, pasung, tape, bugis dan lain sebagainya.
Lalu nasi
tumpeng dan jajanan khas tersebut dibawa ke balai desa, sumur (sendang), atau makam tokoh desa
yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat sebagai tempat untuk menggelar
acara tersebut dan didoakan oleh pemuka agama. Usai dioakan nasi tumpeng
dan jajanan dimakan secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan
acara sedekah bumi itu.
Tradisi sedekah bumi inilah yang
terkadang dinantikan oleh anak-anak. Terutama anak-anak remaja seperti
anak-anak SMP, SMA. Sering kali anak-anak SMP dan SMA membolos sekolah
hanya karena ingin menghadiri acara tradisi sedekah bumi tersebut,
padahal di acara sedekah bumi atau gas deso ini hanya ada makanan dan
jajanan pasar yang sudah tidak asing bagi mereka dan hampir tiap hari
mereka temui.
Bagi mereka tradisi sedekah bumi yang hanya satu
tahun sekali ini suatu hal yang sangat menyenangkan dan mengasyikkan
karena dengan acara ini mereka dapat berkumpul dengan teman-teman yang
lain dan terkadang menemukan teman baru.
 |
TAYUB : Pagelaran joged tayub sering ditampilkan saat sedekah bumi di desa-desa (foto: rs-infoblora) |
Puncaknya acara sedekah
bumi biasanya dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian daerah entah itu barongan,
wayang kulit, kethoprak atau tayub yang merupakan ciri khas kesenian
Blora yang kemudian dilanjutkan pembacaan doa oleh masyarakat dipimpin
oleh pemuka agama. Acara tersebut biasanya penyelenggaraannya di halaman balai
desa atau sendang. Pertunjukan acara tersebut dilaksanakan 2 kali dalam
sehari yaitu siang hari dan malam hari. (rs-dok.infoBlora)
0 komentar:
Posting Komentar