Bupati Djoko Nugroho memotong tumpeng peresmian Khozin Shop didampingi KH Muharror Ali, Ketua RMI NU KH Abdul Ghofar Rozin dan Direktur Marketing PT. Indomarco Pratama. (foto: dok-pri) |
Pasalnya Khozin Shop yang pendiriannya
dikerjasamakan oleh Rabithan Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI
NU) dan PT.Indomarco Pratama ini merupakan format baru kerjasama
ekonomi Pondok Pesantren dengan Indomaret.
Ketua RMI NU, KH Abdul Ghofar Rozin
(Gus Rozin) saat menghadiri peresmian Khozin Shop kemarin mengatakan
bahwa sudah saatnya Pondok Pesantren punya pusat ekonomi sebagai
tempat pemenuhan kebutuhan santri dan pesantren secara mandiri.
“Pesantren tidak hanya harus mandiri
dalam hal politik dan budaya, namun juga dalam hal ekonomi agar bisa
menunjang operasional Pesantren itu sendiri. Kemandirian politik dan
budaya bisa tercapai jika ada kemandirian ekonomi," ujar Gus
Rozin, Rabu (28/2).
Untuk membangun kemandirian ekonomi
pesantren itu, maka menurutnya RMI menjalin kerja sama dengan
berbagai pihak. Salah satunya adalah dengan pihak Indomaret. Kerja
sama tersebut sudah dirintis mulai tahun 2016.
“Setelah melalui pembicaraan sekitar
6 hingga 7 bulan, akhirnya ketemu format kemitraan. Banyak keuntungan
yang bisa didapat dari pola kemitraan ini. Diantaranya dari struktur
modal, pihak pesantren mendapat pinjaman modal 75 persen dan yang 25
persen disediakan oleh pesantren. Modal tersebut baru mulai dibayar
secara berangsur-angsur setelah toko franchise berjalan tujuh bulan.
Setelah modal terbayar, maka toko tersebut akan menjadi milik
pesantren,” terangnya.
Selain itu, produk lokal juga akan
diberikan kesempatan masuk di toko franchise tersebut.
Sehingga keberadaan Khozin Shop akan memberikan kemanfaatan bagi
masyarakat sekitar.
Ketua RMI NU menjelaskan bentuk kemitraan Khozin Shop dengan Indomaret yang didirikan di Pondok Pesantren Khozinatul Ulum. (foto: dok-pri) |
“Dalam kemitraan itu polanya
macam-macam. Ada pola bermitra dengan perusahaan, koperasi, pribadi
dan ada pola bermitra dengan pesantren. Kami ingin melibatkan banyak
pihak dalam bermitra,” ungkapnya.
Produk-produk lokal, lanjutnya, juga
akan dilibatkan dalam kemitraan tersebut. Sehingga pada saatnya
produk lokal Blora tidak hanya dipasarkan di toko kemitraan di Blora
saja, tetapi juga bisa dipasarkan di tingkat Jawa Tengah maupun
nasional.
Bupati Djoko Nugroho yang diundang
untuk ikut meresmikan Khozin Shop mengapresiasi terobosan RMI NU yang
bekerjasama dengan Indomaret. Menurut Bupati, pendirian toko ini
sekaligus bisa melatih kaum santri dalam berwirausaha.
“Pemkab Blora siap mendukung adanya
Khozin Shop ini dan semoga kedepan semakin sukses. Sehingga tidak
hanya dirasakan manfaatnya oleh kalangan santri saja, namun juga
masyarakat sekitar,” ucap Djoko Nugroho.
Bupati juga menjelaskan tingkat kemiskinan Kabupaten Blora hingga akhir 2017 kemarin masih menduduki ranking 19 se dari 35 Kab/Kota se Jawa Tengah. Sehingga ia berharap dengan adanya geliat ekonomi di kawasan Pesantren yang semakin maju ini bisa membuat Blora semakin maju juga di bidang ekonomi sehingga lambat laun akan bisa ikut menekan kemiskinan.
“Saat ini perekonomian Blora terus tumbuh. Tidak hanya dari sektor pertanian dan pertambangan saja, namun juga sektor perdagangan yang mulai menggeliat dari toko toko kecil dan sejumlah UMKM lainnya. Saya harap para santri ikut maju dan ikut kreatif kemajuan perekonomian,” lanjutnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul
Ulum, KH M uharror Ali merasa senang pesantren yang diasuhnya kini
sudah memiliki kemitraan berupa Khozin Shop.
“Saya sangat bersyukur dan berterima
kasih atas kemitraan yang di lakukan ini. Semoga membawa berkah untuk
semuanya,” kata KH Muharror Ali
Usai diresmikan dengan pemotongan
tumpeng, Khozin Shop yang berada di tepi jalan raya ini langsung
diserbu para santri dan masyarakat sekitar. Mereka ingin mencoba
berbelanja di toko yang baru diresmikan Bupati tersebut.
(res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar