Mbah Saman sedang menjemur kasur dan sejumlah kartu identitas kependudukan yang basah karena usai terkena banjir bandang. (foto: dok-infoblora) |
Seperti yang dialami Mbah Saman (70)
beserta istrinya Gimah (65). Pasangan jompo yang tinggal di rumah
tepi Sungai Cangkring wilayah RT 01, RW 04 Dukuh Kedungpeting ini
harus menerima kenyataan karena rumahnya roboh diterjang banjir
bandang Senin malam itu.
Untungnya mereka berdua berhasil
diselamatkan warga bersama petugas untuk diungsikan ke rumah Kepala
Desa setempat yang letaknya lebih tinggi. Namun banyak perabotan yang
hilang terbawa derasnya banjir karena rumahnya hanya berjarak 10
meter dari kali. Begitu juga dengan stok kebutuhan pangan semuanya
hanyut.
Bagian rumah Mbah Saman yang roboh masih disandarkan di pohon jati yang ada di pekarangannya, Rabu (28/2/2018). (foto: dok-infoblora) |
“Saat maghrib itu air mulai naik,
bunyinya keras krasak-krasak. Bambu di belakang rumah sampai miring
diterjang air bah. Saya langsung ke depan rumah lalu ditolong orang
pakai tali untuk menuju jalan raya yang lokasinya lebih tinggi,”
ucapnya.
Ia mengaku tidak sempat membereskan
perabotan rumah tangga. Hanya sempat menyelamatkan dua ekor sapi
miliknya yang diungsikan ke rumah anaknya.
“Karena panik, tidak sempat
menyelamatkan perabotan rumah. Hanya sapi yang saya bawa ke rumah
anak sebelum banjir benar-benar datang sebesar itu. Tingginya kemarin
sampai satu meter masuk rumah,” lanjutnya, sambil menjemur kasur
dan sejumlah kartu identitas miliknya yang basah tergenang banjir.
Sedangkan Gimah, istri Saman mengaku
tidak ingat bagaimana saat banjir bandang merobohkan rumahnya.
Pasalnya ia sudah diungsikan ke rumah Kepala Desa. Setelah banjir
surut baru tahu rumahnya sudah roboh separuh bagian timur.
“Saat pulang baru tahu rumah sudah
roboh. Perabotan masak hilang semua dan kini hanya bisa menemukan dua
panci yang tersangkut di kebun tebu depan sana. Kemarin dibantu orang
banyak untuk membereskan kayu rumah yang roboh,” ungkapnya.
Bantuan dari pemerintah menurutnya juga
sudah masuk. Ia mengaku sudah menerima bantuan makanan saat mengungsi
di rumah Kades dan menerima bantuan selimut untuk tidur. Sementara
kini mereka berdua tinggal di rumah yang kondisinya masih terbuka di
bagian belakang karena diding dari kayu masih roboh.
Mereka berharap ada bantuan untuk
rekonstruksi bangunan rumahnya sehingga bisa ditempati seperti sedia
kala. Ternyata mereka juga belum memiliki fasilitas kamar mandi dan
WC. Selama ini mereka MCK di sungai yang ada di belakang rumah itu.
(res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar