![]() |
Puluhan tahun hanya memanfaatkan perahu penyeberangan seadanya, membuat kalangan DPRD Jateng prihatin dan mengusahakan pembangunan penghubung Kradenan-Ngraho. |
Salah satu anggota Komisi B DPRD Jateng, Arief Rohman merasa
ikut prihatin terhadap kondisi yang sudah berpuluh tahun terjadi di wilayah
perbatasan Jateng-Jatim ini. “Berdasarkan informasi yang masuk kepada saya,
sudah lama warga sekitar menginginkan pembangunan jembatan penghubung di dua
wilayah yang terpisah Bengawan Solo ini untuk memperlancar jalur ekonomi
masyarakat setempat mengingat pengguna penyeberangan di lokasi ini cukup tinggi
tiap harinya,” jelasnya, saat dihubungi tim info Blora, Selasa (19/5).
“Perlu adanya sinergi antara empat pemerintah, yakni
Kabupaten Blora dan Provinsi Jateng dengan Kabupaten Bojonegoro dan Provinsi
Jatim. Mengingat ini merupakan penghubung perbatasan dua kabupaten di dua
provinsi berbeda. Kami akan upayakan itu,” tambahnya.
“Dalam waktu dekat ini, saya akan mengajak tim untuk
meninjau kondisi lapangan. Yakni penyeberangan di Desa Medalem Kecamatan
Kradenan Blora yang sudah puluhan tahun menjadi akses utama dan satu-satunya
bagi warga untuk menyeberang sungai Bengawan Solo,” kata Arief Rohman yang juga
asli Blora ini.
“Setelah cek lapangan, nanti kita susun rencana usulan
pembangunannya untuk disampaikan kepada beberapa pihak terkait. Saya akan
mengawalnya, dan optimis ini nanti akan bisa diwujudkan,” jelasnya.
Pantauan tim info Blora di Desa Medalem, Kecamatan Kradenan belum
lama ini memang demikian. Penyeberangan perahu tradisional warga setempat
menjadi andalan pemenuhan kebutuhan ekonomi di kedua wilayah. Banyak warga Ngraho
yang berjualan di Pasar Menden Kecamatan Kradenan. Begitu pula warga Kradenan
banyak yang mempunyai lahan pertanian dan pekerjaan di Kecamatan Ngraho
Bojonegoro.
Jika kondisi air Bengawan Solo sedang banjir atau meninggi,
rasa was-was takut tenggelam selalu menghantui warga yang menyeberang sungai
dengan perahu seadanya. Hal itu tidak dapat dipungkiri karena jika melewati
jembatan untuk menyeberang harus memutar sejauh 40 km lebih yakni jembatan yang
ada di Kecamatan Cepu. Justru butuh waktu lebih lama dan ongkos transportasi
yang mahal.
Sementara itu Kepala Desa Medalem Kecamatan Kradenan, Anik Juarti
menyambut baik rencana pembangunan jembatan penghubung Kradenan-Ngraho yang
akan diperjuangkan DPRD Jateng. “Kami sebagai warga perbatasan menyambut baik
usaha untuk mewujudkan pembangunan jembatan disini. Sejak kecil, saya dan warga
disini bermimpi punya jembatan untuk menuju wilayah Jatim diseberang sana agar
transportasi kedua wilayah semakin lancar,” ungkapnya. (jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar