Home » , » Kabupaten Blora Jadi Museum Alam Purbakala

Kabupaten Blora Jadi Museum Alam Purbakala

infoblora.id on 29 Nov 2013 | 23.19


Kepala DPPKKI Blora, Slamet Pamuji mengamati fosil gajah purba yang telah ditemukan di Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora. (rs-infoblora)
BLORA. Sudah beberapa kali sejumlah warga maupun para peneliti menemukan benda purbakala di wilayah Kabupaten Blora. Salah satunya adalah penemuan yang spektakuler terjadi pada Maret 2009. Fosil gajah purba Elephas Hysudrindicus ditemukan di Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ketika itu, Purnomo Yusgiantoro memberikan apresiasi penemuan fosil gajah purba yang kini disimpan di Museum Geologi Bandung. Apresiasi tersebut dilakukan karena penemuan fosil gajah purba ini dirasa paling lengkap dan jarang terjadi.

Tim peneliti yang terdiri dari Fachrul Aziz, Iwan Kurniawan, Dadang dan Gert Dirk van den Bergh menemukan fosil gajah purba yang diperkirakan berusia sekitar 800.000 hingga 200.000 tahun sebelum masehi. Temuan tim vertebrata Museum Geologi Bandung ini merupakan penemuan fosil gajah purba terlengkap selama 100 tahun terakhir dan fosilnya pun relatif utuh.

Badan Geologi bersama Pemerintah Kabupaten Blora serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sepakat menyatakan temuan ini sebagai aset nasional milik Bangsa Indonesia. Dari sisi keilmuan, penemuan fosil gajah purba di Blora ini berperan penting dalam memberikan pencerahan terhadap usaha pengungkapan missing link evolusi gajah purba di Asia Tenggara, perubahan iklim serta vegetasi pada periode tersebut.

Sebelum maupun sesudah penemuan fosil gajah purba ini, beberapa kali warga maupun para peneliti juga menemukan beberapa fosil binatang purba lainnya di Kecamatan Kradenan. Daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora diperkirakan menyimpan banyak fosil binatang purba.

Temuan itu diantaranya bofidae (pemamah biak) seperti fosil sapi dan kerbau, kura-kura, panther trigis (macan) dan buffalow (banteng). Penemuan fosil terakhir adalah fosil rahang gajah purba. Fosil itu ditemukan Senin 20 Mei 2013. Saat ini fosil rahang tersebut telah disimpan di Kantor Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora.

Selain binatang purba, di Blora juga beberapa kali ditemukan pula fosil manusia purba. Peneliti senior Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Prof Truman Simanjuntak bahkan pernah mengatakan, Blora memiliki sejarah hunian yang sangat panjang. Sejumlah arkeolog yang mengadakan penelitian di Blora dapat menemukan dan mempelajari evolusi lingkungan, manusia dan budaya.

Fosil manusia purba Homo Soloensis ditemukan di Ngandong, Kecamatan Kradenan Blora. Berdasarkan kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora terdapat 16 teras endapan yang membentang di Kecamatan Kradenan, Kedungtuban dan Cepu. Salah satunya adalah teras Ngandong.

Kawasan itu menjadi pusat penelitian arkeologi sejak tahun 1931 yang dirintis tim survey geologi Belanda, Ter Haar Oppenoorth Koenigswald. Tim itu menemukan 11 tengkorak dan 2 tibia atau tulang kering.

Pada tahun 1977, sejumlah arkeolog melakukan penelitian di kawasan Blora bagian selatan. Mereka menemukan sumber daya arkeologi, seperti fosil-fosil binatang purba yang mirip dengan fosil yang ditemukan di situs Sangiran seperti fosil gajah, rusa, kura-kura dan kerbau.

Penemuan fosil manusia purba terakhir terjadi di kawasan Goa Kidang, Kecamatan Todanan. Tim Okupasi Goa Kidang Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan kembali kerangka manusia prasejarah Homo Sapiens di Goa Kidang. Dari hasil uji karbon, usia kerangka manusia prasejarah itu sekitar 7.770 hingga 9600 tahun.

Dari temuan itu, tim peneliti mengungkap ritual penguburan manusia prasejarah di Goa Kidang sangat menarik. Mereka mengenal tentang hidup dan mati yang disimbolkan dengan penguburan jenazah yang menghadap ke barat atau posisi matahari terbenam. Mereka juga mengenal tata cara merawat jenazah.

Di sekitar kerangka mereka, tim menemukan remukan batu kapur dan remis cangkang kerang. Temuan manusia prasejarah itu juga membuka pengetahuan baru tentang kecerdasan manusia prasejarah.

Kepala Bidang Kebudayaan DPPKKI Blora, Suntoyo mengatakan, dari berbagai temuan tersebut, layak jika Blora disebut sebagai museum alam purbakala. "Di sejumlah wilayah di Blora ini beberapa kali ditemukan benda-benda purbakala. Mulai binatang purba hingga manusia prasejarah," ungkapnya.

Dia berharap di masa mendatang dapat dibangun museum kehidupan purbakala di Blora. Di museum dalam arti sesungguhnya tersebut disajikan penemuan-penemuan yang pernah ada di Blora. Penemuan itu bisa dirangkaikan satu dengan yang lainnya. Mulai dari kehidupan binatang purba di wilayah Blora serta kehidupan manusianya sejak jaman dahulu hingga sekarang.

"Sehingga yang tersaji dalam museum kehidupan itu lengkap, terutama terkait perkembangan makhluk hidup yang mendiami Blora," harapnya. (rs-infoblora | kontributor : Abdul Muiz)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved